GIANYAR – Dinas Perumahan dan Pemukiman (Perkim) Kabupaten Gianyar mengindetifikasi puluhan rumah rawan bencana dan diperkirakan terus bertambah yang didominasi di wilayah Kecamatan Gianyar utara.
Data yang dihimpun, rumah rawan bencana terdapat di wilayah Kecamatan Payangan, yaitu Desa Bukian (14 KK) dan Klusa (13 KK).
Di Kecamatan Gianyar ada di Kelurahan Bitera dan Gianyar, yaitu 8 KK. Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh (13 KK).
Kemudian, enam desa di Kecamatan Tampaksiring, yakni Desa Pejeng Kelod (3 KK), Manukkaya (2 KK), Tampaksiring (10KK), Pejeng Kangin (5 KK), Pejeng Kaja (14 KK), Pejeng Kawan (10 KK).
Tiga desa di Kecamatan Sukawati, yaitu Guwang (8 KK), Singapadu (3KK), Sukawati (9 KK).
Lima desa di Kecamatan Tegallalang, yakni Pupuan (30 KK), Taro (1 KK), Kedisan (3 KK), Keliki (1 KK), Sebatu (33 KK).
“Ini bukan untuk akomodasi tapiperumahan warga. Jika ada bencana sampai merenggut korban jiwa akan menjadi masalah besar karena kita sebelumnya tidak melakukan mitigasi kebencanaan hingga ada korban jiwa,” ujar Kabid Perumahan I Nyoman Yoga Sedana, Rabu (13/11/2024).
Ia menyebut kemungkinan masih ada desa yang belum melaporkan. Data tersebut akan validasi dan diverifikais lapangan oleh konsultan. Dalam penangannya perkim akan berkordinasi dengan BPBD.
“Dengan ini kita memiliki pelayanan minimal yakni permohonan dana ke pemerintah daerah. Sehingga penanggananya bisa efektif,” jelasnya.
Rawan bencana yang dimaksud dalam hal ini adalah longsor, banjir kalau dekat sungai dan abrasi. “Untuk saat ini tahapan pendataan agar dalam mitigasinya atau jika terjadi becana hingga diperlukan relokasi sudah masuk ke database Perkim,” tandasnya.
Dalam relokasinya diperlukan rekomendasi dan kebijakan dari bupati.
“Nanti akan ada rekomendasi apakah harus direlokasi sebelum terjadi bencana atau pasca bencana. Dan diperlukan juga akan terkait pengadaan lahannya, apakah lahan sudah ada atau perlu pengadaan dari kabupaten,” imbuhnya. (jay)