DENPASAR – Arjuna muda masa depan Bali, RM Gusti Fazli Kertinegoro sukses menyabet predikat juara untuk Divisi Recurve putra pada Kejuaraan Panahan bertitel Grand Triumph Indoor International Archery Championship 2024 di Yogyakarta Expo Center, Senin (21/10/2024). Gusti panggilan Gusti Fazli itu meraih juara I di kategori Kualifikasi dan juara I Eliminasi.
Kejuaraan tersebut diikuti para pemanah berkualitas dari beberapa provinsi di Indonesia sehingga persaingan sangat ketat dan sengit. Dan pemanah recurve putra peraih medali perak pada PON XXI/2024 di Aceh dan Sumatera Utara (Sumut) lalu itu mampu menunjukkan kualitas terbaiknya di dua kategori tersebut.
“Gusti menunjukkan performa terbaiknya dan menyisihkan pemanah-pemanah tangguh dari provinsi lainnya di dua kategori itu. Pengalaman meraih medali perak di PON 2024 lalu dan gagal meraih medali emas sudah dibenahi dan sudah terbukti pada kejuaraan di Yogyakarta ini,” kata salah seorang pelatih tim panahan Bali dan pelatih klub panahan Bali Archery School (BAS) Denpasar, Edy Pramono di Yogyakarta saat dikonfirmasi usai pertandingan.
Kejuaraan itu lanjutnya merupakan juga bagian dari persiapan awal Gusti Fazli dalam menatap Porprov Bali 2025 mendatang dengan membela Pengkot Perpani Denpasar. Meski demikian Arjuna dari Denpasar itu akan terus mendongkrak performa dan prstasi ke depannya.
“Saya yang juga pelatih Perpani Bali dan Perpani Denpasar juga akan mendampingi Gusti Fazli saat rutin berlatih termasuk saat bertanding di even lokal, nasional dan internasional. Dengan demikian saya juga akan memberikan masukan dan saran terkait evaluasi dan koreksi usai bertanding atau latihan,” tegas Edy Pramono.
Gusti Fazli sendiri memang merupakan pemanah putra, muda, potensi dan berbakat serta potensial. Prestasinya tak hanya lokal atau nasional saja namun juga internasional. Arjuna ini juga pastinya akan menjadi andalan Bali di PON XXII/2028 di NTT dan NB mendatang.
“Saya melihat ke depanya, Gusti Fazli akan menjadi pemanah tangguh dan akan menjadi pemanah dengan predikat nasional. Prestasiya mengkilap dan tinggal terus mengejar pencapaian yang lebih tinggi,” demikian Edy Pramono. (ari/jon)