BADUNG – Bali terpilih sebagai lokasi penyelenggaraan acara internasional, Marine Spatial Planning (MSP) Forum ke-6. Forum ini diikuti seratusan peserta dari puluhan negara di dunia. Head of Section for Marine Policy and Regional Coordination IOC-UNESCO, Julian Barbiere mengungkapkan, dipilihnya Bali adalah karena Bali dipandang sebagai tempat yang dinamis dengan banyak kegiatan terkait kelautan. Apalagi pemerintah Indonesia menginginkan agar konferensi tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga terhubung langsung dengan praktik pengelolaan laut di lapangan.
“Inilah sebabnya, pada Kamis (10/10/2024) mendatang kami akan membawa semua peserta, sekitar empat perjalanan lapangan yang berbeda. Melihat hutan bakau, melihat infrastruktur pelabuhan, melihat program restorasi terumbu karang, dan sebagainya. Jadi saya pikir itu salah satu alasannya adalah karena ada banyak hal yang perlu dibagikan dan ditunjukkan,” sebutnya.
Forum ini, lanjut Julian, diharapkan dapat menjadi wadah bagi para pemangku kepentingan untuk berdiskusi dan berbagi informasi terkait pengalaman dalam merumuskan kebijakan serta strategi pengelolaan ruang laut yang berkelanjutan. Melalui forum tersebut, akan dibahas upaya-upaya untuk memenuhi target Sustainable Development Goals (SDGs) yang berkaitan dengan laut.
Kerja sama antara Indonesia, UNESCO-IOC, dan pihak lainnya diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi konkret untuk meningkatkan pengelolaan ruang laut di tingkat nasional maupun internasional. Dengan demikian, laut Indonesia dapat terus dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk kesejahteraan generasi mendatang. “Dalam hal output, saya pikir konferensi ini benar-benar tentang mengembangkan, mengidentifikasi kebutuhan untuk dukungan masa depan, solusi masa depan,” ucapnya.
Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, Indonesia merupakan negara pertama di Asia yang dipercaya dalam menyelenggarakan forum internasional tersebut. Itu sekaligus menunjukkan pengakuan global atas kepemimpinan Indonesia dalam bidang pengelolaan ruang laut.
Disampaikannya pula, tujuan utama forum tersebut adalah untuk membahas dan bertukar ide serta rekomendasi konkret tentang penguatan hubungan antara perencanaan tata ruang maritim dan kelautan dengan tiga tematik utama. Yaitu perlindungan dan pemulihan laut, adaptasi terhadap perubahan iklim, serta pengembangan ekonomi biru yang berkelanjutan. “Laut adalah kehidupan. Tanpa laut yang sehat, tidak bisa kita minum, mengirup udara, dan hidup dengan baik,” pungkasnya. (adi,dha)