GIANYAR – Rekayasa lalu lintas yang dilakukan Dinas Perhubungan Kabupaten Gianyar belum mampu mengurai kemacaten di Kawasan Ubud. Setelah dievaluasi, drop penumpang yang dilakukan taksi online ikut menjadi sorotan.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Gianyar I Made Arianta, Minggu (11/8/2024) mengatakan, rekayasa arus di sejumlah ruas jalan belum maksimal mengurai kemacetan. Namun demikian, secara umum dikatakan pelaksanaan rekayasa arus di wilayah Kecamatan Ubud sudah sangat berdampak positif dalam meminimalir terjadinya kemacetan di beberapa titik.
“Satu arah di Jalan Tirta Tawar dan Jalan Jro Gadung sudah baik dapat mengurangi kemacetan. Di simpang Penestanan cukup baik, di simpang Puri juga dapat mengurangi perpotongan arus di catus pata. Namun, kondisi macet memang masih terjadi. Kami sadari upaya ini tentu belum bisa meminimalkan seperti yang diharapkan. Kami tetap berupaya,” ujarnya.
Rapat pada Jumat (9/8/2024) dihadiri Camat Ubud Dewa Gde Pariatna, Kapolsek Ubud Kompol Kompol Gusti Nyoman Sudarsana, Lurah Ubud I Gusti Ngurah Suastika, Kanit Lantas Iptu I Wayan Sutama, Kanit samapta, Kanit Binmas IPTU I Putu Gede Agung Ariawan, Kasi Dinas Perhubungan Kabupaten Gianyar Pande Suparyana beserta anggota.
Arianta mengatakan, evaluasi yang dilakukan bukan berati menyatakan rekayasa lalu lintas gagal, tapi ada faktor lain menjadi penyebab kemacetan di Ubud.
“Ini kami kira karena kunjungan wisatawan sedang masuk high season. Jadi volume kendaraan yang keluar masuk Ubud itu meningkat signifikan,” jelasnya.
Termasuk oknum driver taksi online yang masih parkir dan merayap sepanjang jalan, pick up dan drop penumpang menggunakan badan jalan.
“Selanjutnya kami berencana membahas hal itu dengan Dishub Provinsi dan operator taksi untuk membuat zonasi operasional taksi di Ubud. Nantinya, kita rencanakan taksi hanya boleh mangkal dan pickup penumpang di lokasi-lokasi yang ditentukan sehingga tidak menggunakan badan jalan,” ujarnya.
Terkait Lokasi-lokasi pangkalan tersebut, rencananya akan menggunakan lokasi milik desa adat di pusat kawasan wisata Ubud.
“Sehingga desa adat bisa ikut berkontribusi dalam mengelola pangkalan dan mendapatkan benefit dari hal tersebut,” ujarnya.
“Minggu depan ini akan tyang bahas dengan Dishub Provinsi mengingat kewenangannya ada di sana,” imbuhnya.
Selain itu, Kemacetan di Catus Pata Ubud terutama dari arah barat dan Jalan Suweta disebabkan tingginya kunjungan wisatawan ke Pasar Ubud pada high season ini.
Tingginya volume pejalan kaki yang menyebrang dan mobil yang drop, pick up tamu di dropzone pasar menjadi hambatan utama sehingga perlambatan kendaraan sering terjadi sampai cukup panjang.
“Saat ini Dinas Perindag sudah akan memulai penambahan dropzone di Pasar Ubud. Semoga nanti dapat membantu mengurangi hambatan di sana,” tandas Arianta. (jay)