GIANYAR – Serangkain menyemarakan Hari Kartini sebuah pameran bertajuk “Daya Perempuan” digelar di Kulidan Kitchen and Space, Gianyar, Minggu (21/4/2024). Puluhan karya seni lukis persembahan dari Griya Perempuan Art Event Jilid 2 itu tak hanya menyajikan seni rupa yang dipajang secara apik, tetapi juga pergelaran seni yang sangat artistik. Penyajiannya pun dipadu, seperti pameran seni rupa, video art serta pergelaran musik, tari, karawitan dan teater.
Hari Kartini identik dengan kaum perempuan. Maka untuk pesertanya pun tergolong unik, yakni diisi oleh para wanita yang seakan menunjukan sebuah kekuatan dan emansipasi wanita yang tiada henti. Pameran seni yang Acara seni kaum perempuan ini dibuka oleh Wakil Rektor Bidang ADM, Umum, Keuangan dan Kepegawaian, ISI Denpasar, Dr. Drs. I Ketut Muka P., M.Si.
Pergelaran seni yang mengangkat tema “Daya Perempuan” yaitu mengangkat tentang kekuatan perempuan dari dalam dan luar dirinya sebagai vitalitas kehidupan. Selain pameran dan pergelaran, selama sepekan juga diisi dengan workshop menari dan serasehan Perempuan dan Kreativitasnya. “Kami sangat mengapresiasi kreativitas ibu-ibu dalam memaknai hari Kartini tahun ini,” kata Wakil Rektor Muka Pendet.
Penyajian Griya Perempuan Art Event ini tak hanya menampilkan sebuah pameran, tetapi menjadi wadah bagi para penggiat dan pencipta seni rupa untuk sharing, berbagi ilmu. “Sebelumnya, pameran berlangsung di ISI Denpasar bekerjasama dengan program Merdeka Belajar Kampus Nerdeka (MBKM). Ini merupakan arahan Kemendibud, sehingga sampai saat ini ISI Denpasar sudah bekerjasama dengan160 mitra,” ungkapnya.
Tema yang diangkat sangat menarik, sesuai dengan konsep budaya Bali. Dimana, perempuan adalah ibu pertiwi sebagai sebuah kekuatan. ”Ini sangat menarik. Kumpulan ibu-ibu yang bergerak dibidang seni dengan karya-karya menginspirasi. Karya dan garapan yang disajikan membuktikan perempuan itu bisa menjadi tulang punggung,” sebutnya.
Sebab, lanjutnya mereka tak hanya bergerak dibidang seni, tetapi juga sosial dan budaya, sehingga pemaknaan hari Kartini menjadi harapan selama pameran yang berlangsung sepekan ini. Griya Perempuan Art Event ini merupakan kegiatan kedua yang menghadirkan peserta dari luar negeri. “Maka itu, ajang ini menjadi tonggak meluasnya dan melebarnya kegiatan perempuan dalam ajang Kartini. Mudah-mudahan ada yang tertarik untuk mengoleksi karya dalam pameran ini,” tutup Muka Pendet berharap.
Ketua Panitia, Luh Budiaprilliana mengatakan, acara ini berlangung selama sepekan diisi dengan beberapa kegiatan selain pameran dan pergelaran, seperti workshop menari pada 27 April 2024 serta Sarasehan tentang Perempuan dan Kreativitasnya pada 29 April 2024. “Kali ini Griya Perempuan Art Event di Jilid 2 diikuti oleh 77 penyaji atau peserta orang dari 13 provinsi di Indonesia,” sebutnya.
Sebanyak 13 provinsi itu, yaitu Sumatera Utara, Sumatera Barat, Banten, Jakarta, Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Bali, Sulawesi Utara, NTB, dan NTT. Selain itu, terdapat juga peserta yang berasal dari negara lain, seperti dari Belanda dan Amerika Serikat. “Jumlah peserta tahun 2024 ini meningkat dari tahun 2023 yang hanya diikuti oleh 33 peserta dari 8 provinsi di Indonesia,” ucapnya.
Peningkatan jumlah peserta itu menunjukan antusiasme para perempuan penggiat seni mengikuti acara tersebut. Griya Perempuan Art Event didirikan oleh 8 founder yang semuanya merupakan dosen perempuan di Institut Seni Indoensia (ISI) Denpasar. Kedelapan orang itu, yaitu dirinya (Luh Budiaprilliana), Tudhy Putri Apyutea Kandiraras, Desak Putu Yogi Antari Tirta Yasa, Sri Supriyatini, Ni Made Purnami, Ni Kadek Karuni, Ni Putu Hartini, dan Ni Made Haryati. Sementara sebagai curator Anna Sungkar dan Yulinis.
Desak Putu Yogi Antari Tirta Yasa menambahkan, event ini dilaksakanan untuk merayakan spirit R.A Kartini sebagai pelopor emansipasi perempuan di Indonesia. Pameran dan pergelaran seni ini menjadi ruang kreativitas bagi para perempuan menyampaikan wawasan dan pandangannya. Dalam ruang tersebut, para perempuan menyampaikan pandangannya secara jujur dan berani tentang apapun yang mereka lalui dalam kehidupannya pasca emansipasi. “Mencurahkan hati dan perasaan secara jujur adalah hal utama yang sangat penting dari event ini,” jelasnya.
Karya-karya yang dihadirkan sebanyak 55 karya yang terdiri dari karya seni rupa, video art, video pertunjukan, animasi, dan live performance. Tidak hanya karya secara individu, namun banyak juga karya yang terjadi karena hasil kolaborasi antara beberapa seniman atau penyaji. Antusiasme yang meningkat ini membuat para founder semakin yakin untuk tetap konsisten agar Griya Perempuan Art Event ini bisa berlanjut setiap tahunnya.
Terlebih lagi, ini menjadi wadah untuk memanggil kembali para perempuan menyalurkan kreativitasnya melalui seni. “Buktinya, tidak hanya seniman yang bergabung di sini, tetapi juga dosen, guru, mahasiswa, bahkan ibu rumah tangga yang kini semuanya bisa kembali merajut kreativitasnya melalui seni. Kami berharap lebih banyak seniman yang tergabung lagi,” harapnya. (sur)