DENPASAR – Meski sejak lama diwacanakan, rupanya usulan penerbangan langsung (direct flight) India – Bali, belum juga terealisasi hingga kini. Padahal, melihat data kunjungan wisatawan asing ke Bali, India masuk dalam urutan terbesar kedua setelah Australia.
Apalagi pertumbuhan pariwisata Bali pasca pandemi Covid-19 cenderung ke arah yang positif, sehingga bukan tidak mungkin kunjungan wisatawan India ke Bali bisa masuk dalam urutan pertama, jika penerbangan langsung India-Bali dibuka.
“Bahkan bisa dipastikan, kunjungan wisatawan India bisa naik 3 hingga 4 kali lipat dari sekarang,” kata Puneet Malhotra, ekspatriat keturunan India dalam bincang santai bersama media di Cafe Pica Pojok Sudirman, Denpasar Sabtu (29/4/2023).
Puneet Malhotra yang juga akrab disapa Putu India ini menjelaskan, pada masa mendatang wisatawan India yang kini berkisar sekitar 50 ribu per bulan dapat meningkat menjadi 150 – 200 ribu per bulan, bahkan bisa melampaui kunjungan wisatawan Australia ke Bali.
Saat ini, wisatawan India yang datang ke Indonesia biasanya menggunakan penerbangan transit melalui beberapa negara, seperti Vietnam, Malaysia, Singapura dan Thailand.
Tingginya biaya perjalanan dari India ke Bali melalui transit inilah, menurut Puneet menjadi salah satu penghalang batalnya wisatawan India ke Bali. “Tidak sedikit wisatawan India yang tadinya sudah yakin datang ke Bali, terpaksa beralih menuju negara transit seperti Malaysia atau Vietnam yang dinilai lebih murah,” kata Puneet.
Meski terhalang penerbangan langsung, dalam data kunjungan wisatawan India ke Indonesia pada umumnya, India ternyata masuk dalam daftar lima besar wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Indonesia dengan total 5,61 persen.
Puneet yang juga owner Restoran Queen’s Tandoor yang menyajikan makanan khas India ini mengatakan, rata-rata turis India datang ke Bali tidak hanya sekadar berwisata, tapi juga untuk menggelar pernikahan.
“Jadi, ada beberapa alasan banyak orang India mau menikah di Bali. Ada kesamaan kultur dan spiritualitas. Selain itu, menikah di Bali juga jauh lebih ekonomis dan terjangkau,” katanya.
Melihat tren kunjungan wisatawan India ke Bali membaik, membuat Putu Bali ini bersemangat mengembangkan bisnis restoran yang telah dirintis sejak 2001.
Restoran Queen’s Tandoor yang sebelumnya hanya ada di Seminyak, Kuta, Nusa Dua, dan Ubud dan mempekerjakan 300 karyawan kini berencana membuka lagi cabang di Sanur, Denpasar, dan Canggu.
Tak hanya bisnis restoran, Putu India juga mengembangkan bisnis jasa bernama GRO yang melayani jasa visa, hukum, perpajakan, hingga konsultan bisnis. Untuk jasa hukum lebih banyak menangani warga negara India yang terlibat kasus, khususnya di Bali. (dha)