
GIANYAR – Kabid Kesehatan Hewan Distannak Gianyar Made Santiarka menyebut permintaan sapi Bali menjelang Idul Fitri terus meningkat.
“Tingginya permintaan ini karena sapi Bali sudah bebas PMK dan memenuhi persyaratan kesehatan yang disyaratkatkan, ” ujarnya, Senin (10/3/2025).
Santiarka menjelaskan, seluruh sapi di Gianyar sudah melewati proses vaksinasi PMK dan lolos standar kesehatan.
Sapi yang dijual peternak ke saudagar sudah mengantongi surat keterangan sehat dari Dinas Pertanian dan Peternakan Gianyar.
Surat keterangan sehat ini setelah melewati fase tiga kali vaksinasi PMK yang selanjutnya sapi potong diberikan surat keterangan sehat.
“Pada surat keterangan juga dijelaskan asal usul sapi dan riwayat kesehatan sapi yang sebelumnya dicek oleh petugas kesehatan hewan, riwayat kesehatannya lengkap, ” ujarnya.
Santiarka menambahkan, mulai Selasa (11/3/2025), sapi dari Gianyar dikirim ke Jawa Barat dan Depok.
“Peminatnya dari daerah tersebut biasanya saudagar sudah memiliki langganan penjualan. Namun, sebelum dikirim ke Jawa, sapi melewati masa karantina di Rumah Potong Sapi di Sesetan,” tambahnya.
Setelah melewati masa karantina dan dinyatakan sehat, barulah dikirim ke Jawa sesuai standar kesehatan yang disyaratkan.
Saat ini, pengiriman sapi atau masuknya sapi dari dan keluar Bali sangat ketat, mengingat di sebagian wilayah luar Bali masih terdapat sapi yang terjangkit PMK.
Populasi sapi di Gianyar, per akhir 2024 sebanyak 40.562 dan sekitar 12.000an adalah sapi potong yang siap dikirim atau dipotong lokal Bali.
Sementara, sapi hidup dengan berat di bawah 350 kg dijual seharga Rp 52.000/kg. Di atas 350 kg dijual Rp 43.000/kg. Sedangkan harga kambing rata-rata Rp 15 juta lebih per ekor.
“Ini harga perkiraan, di lapangan harga bisa lebih tinggi atau lebih rendah. Namun hukum pasar berlaku, seiring tinggi permintaan harga semakin tinggi,” tutupnya. (jay)