GIANYAR – Di tengah gemerlap perekonomian Kabupaten Gianyar yang terus meningkat pesat, ternyata ada seorang warga yang mengalami kondisi tidak berdaya, yaitu I Wayan Suwitra asal Banjar Pokas, Desa/Kecamatan Blahabtuh, Gianyar.
Suwirta yang telah sepuh harus menghidupi empat cucunya yang ditinggal oleh kedua orang tuanya. Sang ayah dari anak-anak itu sudah meninggal dan ibunya menikah lagi.
Istri Suwitra juga sudah meninggal sehingga menanggung sendiri kehidupan keempat cucunya.
Bebannya pun bertambah berat ketika Suwitra terserang stroke. Ia lumpuh, hanya bisa terbaring ditempat tidur. Uang pensiunannya dari ASN golongan rendah pun habis untuk membiayai hutang sebelumnya. Sehingga untuk biaya hidup sehari-hari ia harus dibantu oleh tentangga dan saudaranya.
Tiga cucunya masih bestatus pelajar, SD,SMP dan SMA, dan si bungsu masih belum sekolah. Setiap harinya Suwitra di bantu cucu-cucunya untuk mandi dan lainnya. Tak hanya kondisi hidup, kondisi rumahnya juga kurang layak huni. Disana sini mulai kropos dan bocor.
Melihat kondisi itu, Ketua DPRD Gianyar, I Ketut Sudarsana merasa iba. Ia pun menyempatkan diri berkunjung ke rumah warga tersebut bersama Ketua Fraksi PDIP Ni Made Ratnadi didampingi Perbekel Blahbatuh, I Gede Satya.
“Pekak Suwitra salah satu warga kami yang mengalami kemiskinan ekstrem. Karena tidak berdaya. Ia punya cucu 4 orang yatim piatu, karena anaknya meninggal satu tahun lalu dan menantunya kawin lagi September lalu. Pekak Suwitra kena sakit strok sejak satu bulan lalu, jadi keluarga ini tanpa penghasilan,” ujarnya, Kamis (9/1). Pihaknya pun memberikan bantuan jangka pendek untuk membantu untuk beberpa bulan kedepan.
Ketua Fraksi DPRD Gianyar, Ni Made Ratnadi, menjelaskan kondisi mereka telah diketahui oleh Dinas Sosial.
Hanya saja, dinas belum bisa memberikan bantuan dari program yang ada karena status Pekak Suwitra sebagai pensiunan.
“Kami akan upayakan carikan celah agar mereka bisa terbantu, sebab cucu pekak ini perlu biaya pendidikan yang cukup lumayan. Apa lagi si bungsu belum sekolah,” ujarnya.
Terkait celah dimaksud, kata Ratnadi, bisa saja pecah KK.
“Tapi kami masih berkordinasi,” ujarnya.
Sementara, Perbekel Blahbatuh, I Gede Satya, mengatakan kondisi warganya itu memang tidak berdaya. Pihaknya hanya bisa membantu melalui BLT Dana Desa setiap bulannya besaranya Rp 300 ribu.
“Kita bisa bantu dengan BLT DD per bulan,” ujarnya. (jay)