KLUNGKUNG – Kritik nitizen terkait keberadaan tebing daerah perbatasan Klungkung-Gianyar persisnya di Desa Tusan,Kecamatan Banjarangkan cukup manjur. Sebelumnya,nitizen ramai-ramai mengkritik pemeliharaan tebing yang dibangun dengan anggaran APBD Kabupaten Klungkung Rp 3 miliar itu.
Pemeliharaan tidak berkala menyebabkan rumput liar menyemak menutupi bagian atas tebing yang berisi tulisan Selamat Datang di Kabupaten Klungkung. Ornamen berbentuk lingkaran lengkap berisi lampu juga sebagian ditutupi oleh rumput liar. Sebagian patung bidadari juga bernasib sama diselimuti rumput liar.
Setelah sempat menuai kritik di media sosial, tebing yang merupakan salah satu ‘wajah’ Kabupaten Klungkung itu langsung kinclong (bersih). Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Klungkung Ni Made Sulistiawati langsung mengerahkan stafnya melakukan bersih-bersih, Selasa (7/1/2025).
baca juga : Proyek Perbatasan Senilai 3 Miliar Tidak Terawat, Berpotensi Turunkan Daya Tarik Wisatawan
Bahkan Sulistiawati langsung memimpin kegiatan bersih-bersih tersebut. Padahal menurut pejabat asal Desa Besakih, Kecamatan Rendang,Kabupaten Karangasem ini , tugas mengurus dan menata pertamanan tebing perbatasan ada di Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan.
“Kalau kami di Dinas Pariwisata hanya mengurus landmarknya,patung-patungnya,”kata Sulistiawati ditemui di lokasi.
Ia juga mengatakan, untuk patung sudah sempat dilakukan pengecatan namun karena musim hujan, patung-patung tersebut kembali dipenuhi lumut. Pun dengan lampu latar yang menghiasi landmark sudah diperbaiki.
“Lampunya cepat mati. Karena lampunya tertanan di dalam, sempat dibuka huruf-hurufnya rawan pecah. Disiasati dengan lampu sorot,” ujar Sulistiawati.
Ia menegaskan, minimnya anggaran menjadikan pihaknya belum bisa berbuat maksimal untuk menata lebih lanjut rest area tersebut.
“Sekarang lagi ada rasionalisasi anggaran, kami (anggaran) harus gasar-geser,” demikian Sulistiawati. (yan)