KLUNGKUNG – Tebing perbatasan Desa Tusan-Tulikup Gianyar yang berlokasi di perbatasan Klungkung-Gianyar merupakan salah satu ‘wajah’ Kabupaten Klungkung. Namun tebing yang dibangun dengan anggaran APBD Rp 3 miliar tidak tertata dengan baik dan berkelanjutan.
Pantauan di lokasi, Minggu (5/1/2025), rumput liar menyemak menutupi bagian atas tebing yang berisi tulisan Selamat Datang di Kabupaten Klungkung. Ornamen berbentuk lingkaran lengkap berisi lampu juga sebagian ditutupi oleh rumput liar.
Deretan patung yang menghiasi tebing berciri khas lukisan wayang kamasan itu warnanya tampak pudar bahkan kalah oleh lumut. lampu latar pada tulisan juga tidak berfungsi alias mati. Sehingga pada malam hari keindahan latar dari tebing itu tidak kelihatan.
Kondisi itu bisa memunculkan kesan negatif dan berdampak menurunkan daya tarik wisatawan terutama wisatawan lokal. Kenyamanan pengunjung juga bisa berkurang dan bisa mempengaruhi kualitas pengalaman pengunjung terutama mereka yang datang dari luar Kabupaten Klungkung.
Yang paling parah,kondisi itu bisa menurunkan tingkat kepercayaan publik kepada pemerintah daerah dalam mengelola fasilitas publik dan melaksanakan tanggung jawabnya.
Salah seorang pengunjung Putu Ardika yang mengaku asal Semarapura Tengah menuding, penataan area perbatasan hangat-hangat tahi ayam. Ardika yang kebetulan mampir di rest area tersebut sepulang dari Ubud pun heran melihat area yang dibangun dengan uang rakyat , tidak dirawat dan dipelihara dengan baik.
“Biasa pak, proyek pemerintah kan memang seperti itu umumnya. Di awal saja kenceng pemeliharaannya, setelah itu mencret ( tidak berlanjut),” sindirnya.
Kadis Pariwisata Ni Made Sulistiawati yang mengelola lokasi itu belum bisa diminta tanggapannya terkait kondisi daerah perbatasan dimaksud. Ponselnya menunjukkan nada aktif namun tidak diangkat. Pun pesan belum dijawab oleh pejabat asal Karangasem ini.
Proyek penataan perbatasan Kabupaten Klungkung ini dikerjakan dalam dua tahap, tahap pertama dikerjakan tahun 2019. Pekerjaan tahap pertama meliputi penguatan tebing, pengadaan lampu dan juga tulisan, dengan nilai proyek mencapai Rp 1,8 miliar.
Sementara tahap kedua dikerjakan tahun 2020 dengan nilai proyek Rp 1,4 miliar, kegiatan meliputi penguatan tebing lanjutan, ornamen Wayang Kamasan, kayonan dan gambar bidadari. (yan)