DENPASAR – Cabng olahraga (cabor) yongmoodo memastikan mengurangi 2 nomor yang rencananya dipertandingkan pada Porprov Bali 2025 mendatang. Pengurangan dua nomor tersebut yakni kelas 90 kg dan kelas + 90 kg.
Pengurangan dua nomor tersebut karena terkendala jumlah atlet yang akan turun di 2 nomor tersebut. Pilihannya daripada laga nantinya tak maksimal lebih bagus dicoret.
Kepastian itu diungkapkan Ketua Harian Pengprov FYI Bali, Gede Agra Kumara. Dirinya menilai Pengkab/Pengkot FYI di Bali masih sangat minus di dua nomor tersebut. Dengan demikian atlet yongmoodo yang memiliki berat di kelas tersebut bisa main atau bertanding di kelas 85 kg.
“Memang masih sulit untuk mencari atlet yongmoodo di du akelas itu. Tapi atlet dengan berat 90 kg atau + 90 kg bisa bertanding di kelas 85 kg. Toh berat bedan tak jauh beda dengan kelas 85 kg,” kata Agra Kumara saat dihubungi, Rabu (25/12/2024).
Dengan demikian kepastian 10 kelas yang dipertandingkan tak lain yakni untuk putra ada 6 kelas yang dipertandingkan yakni kelas 60 kg, kelas 65 kg, kelas 70 kg, kelas 75 kg, kelas 80 kg dan kelas 85 kg. Sedangkan untuk putri ada 4 kelas terdiri dari kelas 55 kg, kelas 60 g, kelas 65 kg dan kelas + 65 kg.
“Kelas- kelas yang dipertandingkan di Porprov Bali 2025 tersebut secepatnya kami rilis ke Pengkab/Pengkot FYI di seluruh Bali. Tujuannya agar daerah-daerah itu bisa mempersiapkan para atlet terbaiknya yang akan diturunkan pada hajatan olahraga terbesar di Bali untuk dua tahunan itu,” tambah Agra Kumara.
Sedangkan untuk perkembangan selanjutnya Pengprov FYI Bali lanjut mantan Sekretaris Umum (Sekum) Pengprov IMI Bali itu, akan selalu dirilis ke Pengkab/Pengkot FYI di Bali. Termasuk venue pertandingan yang kini masih dirancang FYI Bali juga akan dirilis nantinya.
“Saya sendiri juga telah mengikuti pelatihan wasit dan juri nasional lalu agar ada keseragaman aturan dengan pusat. Termasuk nantinya kami informasikan soal bagaimana bertanding agar atlet tak mudah cedera,” tegasnya.
Diharapkannya Pengkab/Pengkot FYI di seluruh Bali untuk bisa emmpersiapkan atlet putri karena atlet putri umumnya akan sulit direkrut.
“Saya rasa semakin banyak peserta yang bertanding akan bagus untuk bisa menjadi generasi-generasi Tangguh di even-even nasional ke depannya,” demikian Agra Kumara. (ari/jon)