GIANYAR – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gianyar mencatat sejak tahun 2020 hingga Agustus 2024, masyarakat di Gianyar yang terjangkit HIV/AIDS mencapai 741 orang.
Masyarakat yang menjalani tes HIV/AIDS di tahun 2020 sebanyak 8.378 orang dan 124 orang dinyatakan positif.
Lalu, di tahun 2021 tercatat 8.469 orang menjalani test dan dinyatakan positif 176 orang. Sementara pada tahun 2022, test HIV/AIDS dilakukan pada 8.455 orang dan 150 orang hasilnya positif.
Tahun 2023 sebanyak 9.632 orang melakukan test. Hasil positif menunjukkan angka kenaikan, yaitu 177 orang positif HIV.
Sedangkan periode Januari-Agustus 2024, 7.237 orang ditest dan 114 orang positif HIV/AIDS.
Kepala Dinas Kesehatan Gianyar, Ni Nyoman Ariyuni mengatakan, HIV/AIDS masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat dunia termasuk Indonesia.
Ia menyebut dalam lima tahun terakhir di Kabupaten Gianyar tercatat 8.000 sampai 9.000 orang per tahun melakukan test HIV/AIDS di layanan kesehatan.
“Pemerintah Kabupaten Gianyar telah mendekatkan pelayanan test HIV di seluruh UPTD Puskesmas se-Kabupaten Gianyar, RSUD Sanjiwani Gianyar, RSU Payangan dan seluruh rumah sakit swasta di Kabupaten Gianyar dengan tujuan mempermudah mendeteksi kasus ini,” ujar Ariyuni.
Dari data tersebut, kata Ariyuni, diketahui setiap tahun ditemukan kasus HIV baru di wilayah Gianyar.
“Untuk pelayanan kesehatan lanjutannya, layanan pengobatan HIV telah diberikan di Rumah Sakit, baik RSUD Sanjiwani Gianyar, RSU Payangan termasuk di RSU Swasta yaitu RSU Ganesha dan RSU Ari Santi. Selain itu pengobatan dengan ARV (Anti Tetro Viral) juga dilaksanakan di UPTD Puskesmas seperti di UPTD Puskesmas Ubud II, Ubud I, Tegalalang I, Sukawati I dan Gianyar I,” kata Ariyuni.
Bagi warga ODHIV (Orang Dengan HIV), kata Ariyuni, dapat mengakses pengobatan ARV di masing-masing layanan.
“Secara keseluruhan saat ini sebanyak 1.131 ODHIV mengakses pengobatan di sarana pelayanan kesehatan di Kabupaten Gianyar. Upaya penanggulangan HIV diharapkan dapat menurunkan hingga meniadakan infeksi baru, menurunkan hingga meniadakan kecacatan dan kematian yang disebabkan oleh keadaan yang berkaitan dengan AIDS, menghilangkan stigma dan diskriminasi terhadap ODHIV,” ujarnya.
Ariyuni mengajak masyarakat melakukan upaya pencegahan penularan HIV dengan prinsip ABCDE, yaitu
Abstinensia, yaitu puasa seks bagi yang belum menikah,
Be faithfull, prinsip untuk saling setia pada pasangan bagi yang sudah menikah,
Condom, prinsip ini menganjurkan untuk menggunakan kondom bagi yang berhubungan seks beresiko.
Dont drug, artinya jangan gunakan narkoba suntik ataupun sejenisnya,
Education, yaitu dengan cara mengedukasi orang sekitar terkait informasi HIV yang benar.
“Bila berperilaku resiko tinggi tertular HIV, lakukan test HIV di layanan kesehatan terdekat, untuk mengetahui status HIV. Bila positif HIV, agar segera melakukan pengobatan ARV,” tandasnya. (jay)