GIANYAR – Tak hanya pedagang Pasar Tanah Abang yang merasa berdampak dengan maraknya penjualan di media sosial dan online shop, produk kesehatan minyak Kutus-Kutus juga mulai menunjukkan kekhawatiranya.
Minyak Kutus-Kutus Tamba Waras yang telah berusia 10 tahun itu, mengalami pemalsuan produk dan marak diperjual belikan lewat online shop.
Owner PT. Kutus-Kutus Herbal Servasius Bambang Pranoto mengakui dari 11 jenis produk Kutus-Kutus, 3 diantaranya terindikasi palsu karena dijual dengan harga di bawah standar. Berbagai upaya telah dilakukan termasuk membentuk tim take down dan tim somasi, namun pemalsuan produk tak terbendung. Terutama yang dijual masif di online shop.
Pria yang akrab disapa Babe ini pun menyiapkan rencana dengan menyiapkan merk atau brand baru.
“Mengganti brand memang beresiko. Pilihannya cuma dua, berani apa tidak,” ujar Bambang Pranoto didampingi CEO yang merupakan istrinya Rifa saat jumpa media di Gianyar, Selasa (5/12/2023).
Namun demikian, pihaknya tidak serta merta meninggalkan merk Kutus-Kutus yang sudah dikenal luas di masyarakat lalu mengganti dengan yang baru. Brand baru itu disebut Sanga-Sanga.
“Kita akan uji coba di tahun 2024 dengan produk sabun cair, skincare dan lulur sementara Kutus-Kutus tetap kita pertahanan sembari melihat situasi,” jelasnya.
Maraknya pemalsuan produk, diakui sangat sangat merisaukan. Taktiknya pun diketahui cukup beragam di setiap daerah. Ada yang sengaja mengumpulkan botol bekas Kutus-Kutus kemudian diisi minyak lain dan dijual murah.
“Kita sebulan produksi sekitar 300.000-500.000 botol, bayangkan pasti banyak botol bekas. Itu dipalsukan, hingga orang susah membedakan mana palsu mana asli,” ungkapnya.
Mengatasi hal itu, pihaknya telah mencetuskan berbagai upaya, salah satunya telah aksi penukaran botol bekas dengan produk Kutus-Kutus asli sehingga meminimalisir terjadinya penyalahgunaan botol bekas. Pihaknya juga selalu merubah bentuk kemasan.
Bahkan, laporan terhadap pihak berwajib sudah pernah dilakukan. Namun diakui, pemalsu juga tetap lebih pintar untuk mengelabui.
“Dalam posisi ini kita harus ambil langkah cukup drastis. Kalau memang para pemalsu bisa kita atasi, kita tunda Sanga-Sanga. Kalau tidak bisa kita atasi, kita introduce merk baru. Cuma ganti merk, semua peralatan produksi tetap seperti dulu,” jelasnya.
Predator prize hingga kini tidak bisa tersentuh. Tanah Abang, salah satu contohnya ketika digempur harga murah via online. Karena itu, jika dalam kurun waktu tertentu, upaya persuasif ini tidak bisa membendung, maka pihaknya terpaksa akan merubah merek.
“Kami sudah menyiapkan penggantinya yakni Sanga-Sanga atau sembilan sembilan. Ini juga angka yang sangat baik,” ucapnya. (jay)