DENPASAR – Sejak Maret 2023, Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar melakukan Penelitian dan Penciptaan Seni (P2S) diketuai Nyoman Lia Susanthi yang beranggotakan I Nyoman Payuyasa dan IB. Hari Kayana Putra yang merupakan dosen dari Prodi Produksi Film dan Televisi.
Produksi film ini melibatkan juga Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) Ketut Hery Budiyana beserta para mahasiswa Prodi Produksi Film Televisi Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ISI Denpasar. Penciptaannya berupa film musik yang mengangkat gong luang sebagai gamelan sakral dan keramat dalam tradisi Bali sebagai objek penciptaan.
Gamelan ini diangkat karena merupakan bentuk gamelan tua, dengan repertoar gending yang masih bersifat klasik. Berdasarkan pengamatan dalam dua dekade terakhir gamelan Gong luang mulai mengalami pergeseran dengan semakin jarang difungsikan dalam keperluan seni pertunjukan, perkembangannya sebatas pada pengiring upacara pengabenan saja. Gong luang yang memiliki satu tangga nada yaitu pelog, kurang diminati generasi muda, sehingga gong ini sangat jarang dimainkan.
Nyoman Lia Susanthi, Senin (24/7/2023) menyampaikan, dalam upaya pengajegan seni budaya diperlukan perjuangan gigih, iktiar pelestarian melalui pemanfaatan media baru yang nenawarkan posisi audio visual sesuai hasrat audiens. Maka diciptakan film musik mengangkat gamelan tua gong luang dengan tetap mempertahankan ambience dan foley yang timbul dari sajian visual. Karya film musik ini berjudul ”Kawyagita Mandala” yang berarti musik pengantar roh untuk menyatu dengan Sang Pencipta. Implikasi dari penciptaan film ini mampu mempopulerkan kesenian langka gong luang melalui pemanfaatan media film.
Nyoman Lia Susanthi juga menegaskah bahwa film ini mengedepankan visual sebagai garda terdepan. Menjadikan budaya visual pada film ini memiliki kekuatan dalam hal penyampaian makna dan informasi kepada publik.
Kini, konten audio visual melalui film sebagai wujud dari budaya visual memiliki peranan yang tidak kecil dalam kebudayaan bangsa Indonesia modern. Semakin meluaskan keberadaan teknologi komunikasi yang telah menembus batas antar negara telah memicu ‘perang’ budaya dengan masuknya artifak modern budaya luar berupa ekspasi idiologi kebudayaan luar yang berkembang.
Untuk itu, diperlukan pemahaman akan akar dan makna budaya tradisi Indonesia khususnya Bali pada musik sakral gong luang, sehingga iklim nusantara tetap dapat dipertahankan. Upaya untuk pemertahanan dan perlawanan mengimbangi budaya negara adidaya dapat dilakukan dalam berbagai bentuk. Di antaranya, unsur budaya yaitu film.
Dalam menciptakan film musik berjudul “Kawyagita Mandala” melibatkan beberapa narasumber yaitu Prof. Dr. I Wayan Rai S,, M.A dan I Wayan Sudirana, S.Sn., M.A. Ph.D sebagai pakar seni karawitan Bali serta akademisi.
Selain itu, merekam gending gamelan gong luang oleh penabuh dari mahasiswa Prodi Karawitan ISI Denpasar film ini juga dibintangi seorang penari muda berbakat Ni Kadek Ayu Devi beserta Ni Nyoman Nik Suasti seorang seniman tembang Bali. Tim produksi film ini adalah Produser: Ketut Hery Budiyana, Line Produser: Nyoman Lia Susanthi, Sutradara: IB. Hari Kayana Putra, Penulis Naskah: I Nyoman Payuyasa, Kamera Operator: Dewa Gede Yuga Widarma, Sound Designer: Gede Bumi Apnala Bayu, Penata Artistik: I Putu Raka Aditya, Dek Bala Putra Nugraha, Muhammad Riza Ahsana Taqwim Issandy, Editor dan Design Grafis: Rendy Suyandana, dan Penabuh Mahasiswa Prodi Karawitan ISI Denpasar semester II.(sur)