” …dalam penculikan itu, berkecamuk hatinya, raut kesedihan tidak bisa dibendung, Sita terbujur rindu, Rindu tak terkira terhadap sang Rama. Tiba-tiba, Hanoman mengendap endap memasuki Alengka. Hanoman membawa pesan sang rama melalui bunga emasnya ….ah ! Suasana berubah seketika…senang, sedih dan berbunga ”
Demikian sekilas alunan cerita kisah Sendratari Ramayana Bali yang bermakna tetap saling sayang di antara sesama, menjaga kesetiaan walau maut akan memisahkan.
Itulah kisah yang dibawakan para seniman Bali pada pementasan seni dalam rangka “National Ramayan Mahotsav 2023” di Raigarh India, 1-3 Juni 2023.
Mereka medapat undangan dari Indian Council for Cultural and Relation didukung oleh Konsul General India di Bali.
Made Agus Wardana, salah seorang seniman karawitan yang ikut serta menjadi bagian pagelaran menuturkan, sendratari ini kerja sama antara Yayasan Yasa Putra Sedana Payangan dengan GEOKS Singapadu Gianyar.
Rombongan terdiri 14 orang yang dipimpin Dewa Putra Diasa dan sebagai artistik direkturnya adalah Prof. I Wayan Dibia.
Di pertunjukan perdana pada 2 Juni 2023, ribuan penonton berjejal, berhimpitan dalam sebuah tenda besar dengan temperatur gila 40 derajat.
Bisa dibayangkan betapa penat, sesak, dan berdebunya lingkungan sekitar pertunjukan di Kota Raigarh, 1300 km dari kota New Delhi.
“Ya, meski demikian para seniman Bali ini tidak pernah mengeluh, bahkan menampilkan yang terbaik. Koran cetak, televisi, medsos berlomba-lomba mempublikasikan duta kesenian Bali ini. Rupa- rupanya publik India terkesima saksikan adegan demi adegan dan secara langsung bisa membandingkan Ramayana versi Bali dengan versi mereka,” kata Agus Wardana, saat dikonfirmasi, Sabtu (3/6/2023).
Para penabuh yang memainkam gamelan gong kebyar memberi hentakan dramatik, angsel bawak, angsel kado hingga alunan suling sedih yang membawa suasana cerita lebih dramatis.
Penabuh yang ikut tampil memiliki pengalaman melalang buana ke berbagai negara di dunia.
“Kami sudah tentu harus bangga dengan kebudayaan Bali, bahwasanya pelestarian kesenian Bali tetap dilakukan oleh masyarakat pendukungnya. Misi Kesenian ini memposisikan kesenian Bali masih menjadi primadona untuk festival tingkat Internasional seperti ini,” ungkapnya.
Ia mengatakan, terjadinya pelecehan budaya yang terjadi akhir-akhir ini di Bali yang menyebar ke luar negeri. Tentunya, ini adalah upaya jitu untuk memfilter masuknya wisatawan recehan yang merusak image Bali.
“Caranya melakukan diplomasi budaya, mengajak calon wisatawan agar memahami lebih dalam, detail dan karakterisrik adat, norma etika yang ada di Bali. Inilah manfaat nyata duta Kesenian Bali yang dilakukan para seniman Yayasan Yasa Putra Sedana menebarkan kesenian, melestarikan, mengharumkan Indonesia di luar negeri,” tandas seniman asal Sesetan yang khas dengan Gamut ( gamelan mulut) ini. (sur)