TABANAN – Desa Adat Angkah, kecamatan Selemadeg Barat,Tabanan melaksanakan upacara ngaben dan metatah secara massal. Puncak upacara Ngaben massal ini dilaksanakan, Anggara Wuku Uye (23/8/2022) melibatkan 16 sawa, ngelungah 27 dan metatah 9 orang yang dipuput Ida Panditha Mpu Brahma Yogi Putra Nata Daksa dari Griya Desa Angkah,Banjar Angkah Tegeh. Upacara yang pertama kali dilaksanakan ini bertujuan meringankan beban keluarga yang mengupacarai sawa masing-masing.
Bendesa adat Angkah I Ketut Suripta ditemui di sela sela acara puncak ngaben mengatakan, tingkat pengabenan ini Ngelanus Tumandang Mantri. Upacara ini dilaksanakan secara gotong-royong. Krama yang memiliki sawa mengeluarkan urunan Rp 7 juta, Ngelungah Rp 500 ribu dan yang Metatah Rp 500 ribu. Sedangkan pengerjaan upacaranya dilaksanakan secara gotong-royong krama Desa Adat.
“Persiapan upacara ini dipusatkan di bale bangsal yang tidak jauh dari setra setempat, sudah dimulai dari Redite Paing Matal (14/8/2022),” jelasnya.
Pada upacara Pitra Yadnya Ngaben massal ini dihadiri oleh Camat Selemadeg Barat,I Gede Ketut Suyana Putra mewakili Bupati Tabanan,anggota DPRD Tabanan Ni Made Sri Wahyuni, Kepala Desa Angkah I Wayan Suprabawa.
Camat Selemadeg Barat mewakili pemerintah daerah memberikan apresiasi positif dan dukungan atas semangat persatuan dalam melaksanakan yadnya bersama-sama.
“Ini menunjukkan rasa tanggung jawab serta wujud bakti kita kepada leluhur yang diupacarai,serta proses karya ini berjalan dengan lancar,labda karya sida sidaning don,” katanya.
Sebelumnya, Ketua Panitia I Nyoman Suyadnya menyampaikan, tujuan d upacara Pitra Yadnya,Atma Wedana dan Sarwa Prakerti ini merupakan sebuah sarana upacara untuk menyucikan Atma sehingga menjadi Dewa Hyang Guru dan melinggih di Merajan Rong tiga banyak.
Rangkaian dari upacara Ngaben dan Nyekah yang patut dilaksanakan peserta Ngaben mulai dari ngrereh tirta penembak, mesemaya, ngentenin ,ngangget don bingin, purwa daksina, mepralina puspa, nganyut ke segara dan terakhir mamitan ke Pura Kahyangan Tiga dan ngelinggihang di masing masing merajan.
“Selain ngaben massal 16 sawa dan 27 ngelungah, juga dirangkaikan dengan metatah massal yang diikuti 9 krama,” pungkasnya. (jon)