TABANAN – Festival Konservasi Lontar serangkaian Bulan Bahasa Bali IV di Kabupaten Tabanan dilaksanakan di Puri Anyar Kerambitan, Desa Baturiti.
Sedikitnya 50 cakepan lontar yang dikonservasi dengan berbagai jenis lontar yang dikoleksi secara apik oleh Penglingsir Puri. Di antaranya, Kakawin Wiracarita Itihasa Ramayana, Kalimausadha-Kalimausadhi, Kawisesan, Ramayana 2, Usadha, Pawacakan, Malaning Wuku, Putra Sesana, Roga Sanghara Bhumi, Pangiwa, serta lainnya.
“Lontar-lontar di Puri Anyar kondisinya masih bagus. Meskipun ada beberapa yang rusak, tapi masih bisa dibaca,” ujar Koordinator Penyuluh Bahasa Bali Kabupaten Tabanan, I Made Ari Santika, S.Pd, Selasa (22/2/2022).
Ia menuturkan, lontar di Puri Anyar Kerambitan dimasukkan kropak dan tersimpan dalam almari.
“Justru, penyebab rusaknya beberapa lontar di Puri Anyar itu karena kayu cakepan lontar itu sendiri yang terbuat dari kayu Palam (Pugpug Pohon Jaka). Dalam cakepan itu ada unsur sagunya sehingga menjadi tempat bersarang dan makannya para ngetnget (rayap),”ujar I Made Ari Santika.
Festival Konservasi Lontar yang digelar Dinas Kebudayaan Provinsi Bali berkolaborasi dengan Penyuluh Bahasa Bali melakukan perawatan dan konservasi lontar dengan cara membersihkannya dari debu menggunakan kuas halus.
Apabila ada tulisan yang buram kurang jelas, maka dilakukan penghitaman menggunakan kemiri yang dibakar dan sudah dihaluskan. Kemudian, dibersihkan kembali lanjut dibalur dengan minyak sereh campur alkohol. Setelah itu, lontar diangin-anginkan supaya cepat kering.
Setelah dibersihkan, pemilik bermaksud mengidentifikasi dan dilanjutkan ke tahapan digitalisasi lontar. Sebagian banyak lontar di Puri Anyar Kerambitan bisa dibaca karena puri memiliki generasi pembaca lontar.
“Pihak puri akan berupaya menjaga lontar ke depannya dengan rajin melihat dan mengambilnya untuk semakin mendekatkan diri sehingga secara otomatis dapat belajar membaca atau sekadar mengisi waktu untuk mengetahui isi dari pada lontar tersebut,” ungkap Ari Santika.
Pria asal Bajera Sari, Tabanan ini mengatakan, Penyuluh Bahasa Bali Kabupaten Tabanan telah melakukan perawatan lontar sejak 2016 hingga 2021. Selama itu sudah melaksanakan konservasi lontar, dan mendata sebanyak 4.879 cakep lontar. Jenis lontar yang ada di Kabupaten Tabanan secara umum itu sama dengan daerah lainnya, seperti Lontar Tutur, Kanda, Wariga, Usadha, Kakawin, Gaguritan, Kidung, Tantri, Kawisesan, Asta Kosala-kosali, Palakerta, Kalpasastra, Babad, Prasasti dan lainnya.
Di bumi lumbung berasnya Bali ini, lontar-lontar itu kebanyakan berada di griya, puri, pura, dan saren gong. Selama lima tahun melakukan konservasi, lontar banyak berada di Kecamatan Kerambitan dan kondisinya masih bagus.
“Lontar yang ada di kabupaten Tababan ini tersebar di seluruh kecamatan, bedanya hanya jumlahnya saja,” ucap Ari Santika.(sur)