KLUNGKUNG – Bendesa Adat Dalem Setra Batununggul, Nusa Penida hingga masyarakat di Banjar Sampalan, Nusa Penida memberikan apresiasi kepada
Pemerintah Provinsi Bali yang dipimpin oleh Gubernur Bali, Wayan Koster bersama Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati dengan
visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali, karena telah mampu memproses pembangunan pelabuhan yang berlokasi di Sampalan, Nusa Penida.
Kepada awak media, Bendesa Adat Dalem Setra Batununggul, Nusa Penida, Dewa Ketut Anom Astika menyampaikan rasa syukur dan bangganya, karena pelabuhan yang dibuat oleh Pemerintah ini berada di wewidangan Desa Adat Dalem Setra Batununggul.
“Dengan berdirinya pelabuhan ini, maka masyarakat Kami di dalam melakukan aktivitas akan semakin lancar dan bagus. Harapan Kami kedepan,
semoga pelabuhan ini mampu memberikan fasilitas yang memadai dan nyaman bagi masyarakat, dan mampu membawa masyarakat Kami
berkembang lebih maju lagi,” kata Dewa Ketut Anom Astika, disela-sela inspeksi mendadak yang
dilakukan Gubernur Bali, Wayan Koster dengan protokol kesehatan yang ketat ke Pelabuhan Sampalan, Nusa Penida pada, Jumat 23 Juli 2021.
Hal senada juga disampaikan oleh salah satu masyarakat di Banjar Sampalan, Nusa Penida, Dewa Gede Adi yang memberikan apresiasi kepada Pemerintah karena sudah membangun pelabuhan ini.
“Untuk itu,kami berharap pelabuhan
ini bisa meningkatkan perekonomian masyarakat di Nusa Penida, serta mampu memperlancar transportasi laut menuju Nusa Penida atau sebaliknya,” imbuh Dewa Adi.
Sementara itu, Gubernur Bali, Wayan Koster dalam sidaknya menyampaikan pembangunan Pelabuhan Sampalan merupakan program infrastruktur darat,
laut, udara secara terkoneksi dan terintegrasi. Dimana pada tahun ini, ada 3 pelabuhan yang dibangun, yaitu, Pelabuhan Sampalan di Nusa Penida,
Pelabuhan Bias Munjul di Nusa Ceningan; dan Pelabuhan Sanur di Denpasar.
“Saya juga telah memanggil dirut pelaksana dari pembangunan pelabuhan ini, dan meminta agar menyelesaikan pekerjaan tersebut sesuai dengan target,” kata Gubernur Bali jebolan ITB ini saat diwawancarai awak media.
Untuk Pelabuhan Sampalan, diperkirakan selesai pada Oktober 2021.
“Jadi tidak ada masalah, Oktober ini ditarget selesai,” tegasnya usai melakukan ngrasttiti bhakti di Pura Gede Dalem Ped dengan prokes yang ketat untuk memohon agar Bali rahayu dan pandemi Covid-19 cepat berlalu.
Kemudian di Pelabuhan Bias Munjul, Gubernur Bali mengungkapkan bahwa sudah bicara dengan Kementrian Perhubungan RI.
“Semula ada kendala karena perijinan untuk pengerukan di laut dan reklamasi yang belum keluar,
dan sekarang sudah keluar, sehingga PT. Nindya Karya yang menjadi pelaksana pembangunan pelabuhan di Bias Munjul ini sudah bisa kembali
bekerja,” ungkap mantan anggota DPR-RI 3 periode dari Fraksi PDI Perjuangan ini.
Kata Wayan Koster, pembangunN du pelabuhan sekaligus di Nusa penida merupakan program yang sangat monumental di Nusa Penida, karena belum pernah ada pelabuhan besar seperti ini yang dibangun.
“Saya kira akan menjadi salah satu fasilitas yang
membanggakan, tidak saja untuk Nusa Penida, Klungkung dan masyarakat
Bali, tapi juga untuk masyarakat Indonesia pada umumnya. Saya bangun disini, supaya betul-betul dapat melayani kebutuhan masyarakat yang sehari-hari beraktivitas ke Denpasar atau ke Klungkung
daratan, dan daerah lainnya dengan cara menyebrang laut,” ujar Gubernur didampingi langsung oleh Kapolda Bali, Irjen Pol Putu Jayan Danu Putra dan Kadishub Provinsi Bali, IGW Samsi Gunarta.
Keberadaan Pelabuhan Sampalan pada khususnya juga sangat diharapkan oleh masyarakat untuk mendukung kegiatan ekonomi maupun spiritual.
Karena di Nusa Penida terdapat Pura yang sangat disucikan dan dimuliakan oleh masyarakat Bali, yaitu Pura Ratu Gede Dalem Ped.
Lanjut dia, dibangunnya Pelabuhan Sampalan akan menjadi fasilitas pendukung utama bagi wisatawan yang datang dari dalam maupun luar negeri.
Gubernur Bali mengajak seluruh stakeholder untuk
bersama-sama menjaga dengan baik Pulau Nusa Penida. Karena ia meyakini Nusa Penida adalah pulau yang memiliki kekuatan spiritual luar
biasa dan memiliki daya tarik tersendiri.
“Saya titip kepada Bapak Bupati Klungkung dan masyarakat di Nusa Penida, agar memahami semua tata titi yang ada di Nusa Penida, karena ini wilayah
yang sakral. Begitu juga pembangunannya juga harus ditata, dimana boleh membangun dan dimana tidak boleh membangun. Saya juga sedang membuat
perencanaan tata ruang khusus untuk Nusa Penida, agar pembangunan kedepannya bisa diarahkan dan dikelola dengan baik, supaya tidak kacau
balau kedepan dan pulau yang istimewa ini tidak rusak keberadaannya,”pungkasnya. (arn)