GianyarHeadline

Pemahat Desa Mas Garap Relief Perjalanan Maha Rsi Agastya

GIANYAR – Belasan pemahat menggarap relief sepanjang 30 meter di jalan menuju Pura Beji Dalem Jantur, Desa Adat Mas, Kecamatan Ubud, Gianyar. Karya seni rupa tiga dimensi itu mengisahkan perjalanan suci Maha Rsi Agastya hingga sejarah asal usul nama Desa Mas.

Wayan Gede Darma Yuda, Perbekel Desa Adat Mas mengatakan, pemahatan tebing masuk dalam program padat karya tunai dengan anggaran Rp 200 juta dari dana desa tahun 2021.”Pura Beji Dalem Jantur dipilih karena struktur batu yang ada di tebing menuju pura sangat cocok diisi ukiran relief,” kata Darma Yuda, Senin 17 Mei 2021.

Relief terinspirasi dari ukiran di Pura Yeh Pulu dan Pura Goa Gajah dan diharapkan menjadi objek wisata spritual. Sedangkan 14 orang pemahat yang dilibatkan merupakan warga Desa Adat Mas yang lama vakum karena pandemi. Mereka mulai menggarap relief pada Selasa 11 Mei 2021 dan hampir rampung.

Darma Yuda menjelaskan, relief menceritakan perjalanan Maha Rsi Agastya di Desa Mas serta berkaitan erat dengan nama sejumlah tempat dan pura, di antaranya, Pura Bongli, Pura Dalem Jantur, Banjar Tegalbingin, Pura Dalem Panglan, Teges dan Desa Mas. “Tema relief menceritakan perjalanan Maha Rsi Agastya dari India Selatan penganut Paksa Siwa sekitar abab Ke-8 berkunjung ke Kerajaan Bali Kuno Sri Udayana untuk memberikan pencerahan tentang paksa Siwa kepada masyarakat di kala itu,” jelasnya.

BACA JUGA:   Sekda Dewa Indra Harap BMKG dan Pemprov Bali Bisa Kolaborasi Tangani Penyebaran DBD Melalui Program DBDKlim

Maha Rsi ditemani istrinya, Dewi Maya yang sedang hamil tua. Karena mau memiliki keturunan, Sang Dewi mohon kepada Maha Rsi kembali ke tanah Jawa. Permohonaan itupun dikabulkan dan mereka meninggakan Kerajaan Bali Kuno ke arah barat sampai di suatu tempat ditumbuhi pohon besar dikelilingi persawahan yang Indah.

Dewi Maya sangat menikmati suasana tersebut dan akhirnya memutuskan tidak kembali atau Buwung Mewali ke Jawa. “Kini tempat ini dibuatkan pelinggih untuk beliau berdua bernama Pura Bongli (Buung Mewali),” jelas Perbekel Darma Yuda didampingi Ketua Pengelolaan Desa Wisata Mas, Mangku Kandia.

Maha Rsi dan Dewi Maya melanjutkan perjalanan di sekitar Tegal Tajun (nama awal Banjar Tegal Bingin). Melanjutkan artinya bahasa Balinya “ngelantur” dan kini tempat itu dinamai Dalem Jantur. Dikisahkan pula, Bayi Dewi Maya telah lahir. Ajaibnya saat lahir telah memakai pakaian seorang Pandeta Siwa. Bayi ini diberi nama Brahma Lelare Sakti yang dikaitkan dengan cikal bakal dibangunnya Patung Bayi besar di Banjar Sakah, Desa Batuan Kaler, Kecamatan Sukawati.

BACA JUGA:   Aspiratif, ini Sembilan Nama Calon Bupati dan Wakil Bupati Badung dari PDIP

Di akhir Tirtayatra, beliau bersemedi di suatu bukit alang-alang yang ditumbuhi Pohon besar namanya “Bendul”. Setelah semedi beliau mendapatkan wahyu agar menancapkan tongkatnya di suatu tempat. Dari tongkat beliau ini tumbuh menjadi pohon Tangi dan salah satu bunganya keemasan. “Atas dasar bunga keemasan tersebutlah, wilayah ini disebut Desa Mas asal usul dari nama suatu desa yang berbasis seniman pahat,” jelasnya.

Keberadaan Relief Maha Rsi Agastya ini, ke depan diharapakan bisa menjadi Wisata Spritual karena di Pura Beji terdapat air suci dari bulakan untuk pengelukatan. Di samping ada sungai dengan aliran air yang sangat deras cocok untuk wisata “ Water Tubing” bagi wisatawan yang berkunjung sekaligus menikmati indah susur sungai. “Dengan pahatan yang menceritakan asal muasal terbentuknya Desa Mas, kedepannya membuat masyarakat maupun generasi muda yang melihat akan memahami terbentuknya desa mereka sendiri,” tandasnya.(jay)

Back to top button