KUTA UTARA – Puluhan warga Tuka, Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Badung, Sabtu (11/7/2020) sekitar pukul 18.00 melakukan aksi penutupan akses ke Krematorium Maha Dharma Yasa. Warga juga memasang sejumlah spanduk yang intinya menolak keberadaan krematorium tersebut.
Aksi warga ini dipicu dari rencana pihak pengelola krematorium melakukan kremasi 4 layon/jenazah yang akan dilaksanakan, Minggu (12/7/2020) besok. Aksi warga dimulai dengan pemasangan spanduk di perempatan banjar Tuka bertuliskan ‘Kami Menolak Wilayah Kami Menjadi Lokasi Krematorium. Wilayah Kami Dikirimi Jenazah Dari Luar’.
Warga kemudian menuju akses jalan menuju kreamtorium dan kembali memasang spanduk. Bahkan menutup akses jalan menggunakan bambu. Pemasangan spanduk berlanjut disebelah pintu masuk Pura Dalem Cacaran. Disini warga sempat bersitegang, lantaran ada pihak yang setuju dengan krematorium sempat mempertanyakan aksi warga tersebut. Untung kedua belah pihak sama-sama bisa menahan emosi. Warga mengancam akan melakukan penghadangan bila pengelola tetap akan melakukan kremasi.
Warga sebenarnya melayangkan surat keberatan terkait rencana kremasi yang akan dilakukan besok. Surat keberatan yang intinya menilai pihak pengelola krematorium tidak mengindahkan hasil pertemuan-pertemuan yang difasilitasi pemerintah. Dimana krematorium ini untuk sementara ditutup karena tidak memiliki izin usaha dan menimbulkan keresahan masyarakat.
“Ya sebelumnya kita sudah melayangkan surat keberatan, tapi ternyata pihak pengelola tetap ingin melakukan kremasi besok,”ungkap I Gusti Ngurah Darmadi, salah satu tokoh masyarakat Tuka yang ikut menandatangani surat keberatan tersebut. Pihaknya menilai pihak pengelola tidak mengindahkan himbauan dari pemerintah, untuk sementara itu melakukan kegiatan di krematorium.
Camat Kuta Utara I Putu Eka Permana yang dikonfirmasi menyatakan sudah melakukan mediasi dengan pihak pengelola dalam hal ini Bendesa Adat Tuka. “Kita sudah minta agar kegiatan kremasi ditunda atau mengalihkan ke tempat lain. Karena masih ada permasalahan di krematorium Maha Dharma Yasa,”ungkapnya. Awalnya pihak pengelola bersikukuh tetap melakukan kreamasi.
Namun kemudian setelah mediasi kembali dilakukan dengan melibatkan pihak kepolisian, pihak pengelola akhirnya ‘menyerah’. “Hasil arahah Pak Kapolsek Kuta Utara, besok di krematorium tidak ada kegiatan,”ujarnya. Pihak pengelola krematorium, sedang menghubungi pemilik layon agar memindahkan kremasi ketempat lain. (lit)