DENPASAR – Bila sebelumnya pelaku UKM di kawasan Lombok (NTB) mendapat kesempatan mengikuti pemanfaatan teknologi Artificial Intelligence (AI) dalam memasarkan produknya.
Kini, giliran UMKM di Bali mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar mengenal lebih dekat dalam pemasaran produk UMKM melalui inovasi teknologi digital AI. NeutraDC salah satu Anak perusahaan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) merupakan perusahaan penyedia ekosistem data center, memberikan pelatihan bertajuk “ Inovasi AI untuk UMKM : Semakin Cuan Berkat Digitalisasi, ” di Denpasar, Rabu (11/12/2024).
Agenda ini menghadirkan pembicara yang ahli di bidangnya yaitu, VP IT Automation & Security Muhammad Deta Septianto membawakan topik Rahasia dibalik AI ( Peran Infrastruktur Digital bagi UMKM) dan Digital Marketing Trainer, kemudian Niko Ariansyah membawakan materi AI Tools to Boost Digital SME Growth. Kegiatan bersama UMKM dan Media ini dilaksanakan guna memberdayakan para pengusaha lokal di Bali agar mampu bersaing di pasar global, khususnya bagi pengusaha lokal agar lebih akrab lagi dengan dunia digital sehingga UMKM di Bali benar-benar mampu meraup cuan lebih banyak lagi.
Menurut Senior Vice President Group Suistainability and Corporate Communication Telkom Ahmad Reza menuturkan potensi UKM sangat bagus untuk menunjang pertumbuhan ekonomi Indonesia, terlebih Bali sebagai sentral pariwisata. Dengan catatan pelaku UMKM kita mampu mengadaptasi perkembangan digital.
“Apabila UKM kita mampu mengadaptasi digital lebih cepat, sehingga penetrasi market juga berdampak lebih cepat. Kita pilih Bali ada dua poin, pertama Bali UMKM produknya tidak saja dibeli orang Bali saja, melainkan orang luar negeri maupun kota lain. Kalau Balinya kuat, inikan bisa menggambarkan UMKM kita sudah bagus, apalagi di Bali lebih banyak kandungan lokal dibandingkan produk luar itu,” kata Reza.
Nah, untuk itu Telkom sebagai perusahaan digital mendukung masyarakat Bali meningkatan kualitas serta pemasaran produknya secara maksimal dengan memanfaatkan digital sehingga UKM kita semakin kuat dan menikmati hasilnya.
“Selain produk kita yang dijual di Bali, juga bisa dijual di kancah internasional. Sehingga pertumbuhan UMKM lebih berdampak besar, bisa memberikan kontribusi besar buat pertumbuhan ekonomi secara nasional,” jelasnya.
Berdasarkan data, Reza menyebut di Indonesia saat ini memiliki 66 juta UMKM, namun baru 30 juta UMKM yang baru mengarah digital. Sisanya masih melakukan pemasaran secara konvensional.
“19 juta UMKM memanfaatkan platform digital dan akan naik jadi 20 juta lebih pada 2024. Lalu melihat potensi yang ada, perubahan teknologi lebih penting ketimbang hal lain. Digitalisasi dan teknologi penting bagi kita. Digital itu bukan hanya punya sosmed, melainkan jadikan experience produk sangat penting. Masih banyak mindset tidak butuh iklan atau pasar lebih dan digitalisasi. Jadi infrastruktur ke konteks dan konten yang penting. Bagaimana membuat produk memang bagus buat konsumen kita,” harap Reza.
Reza menambahkan, UMKM ini bagian dari bantalan pertumbuhan ekonomi Indonesia, sehingga kalau tidak kuat UMKM kita maka akan diserbu produk impor.
Bagaimana meningkatkan potensi UMKM ini. “Kendala selama ini terkait digitalisasi, literasi digital, infrastruktur, dan modal ini yang perlu didorong lagi, lebih utama adalah konteksnya, bagaimana menawarkan produk ke konsumen secara luas,” tegasnya.
Sementara itu, Telkom sedang membangun data center dalam menunjang kenyamanan data. Menurut Deta Septianto, perkembangan AI untuk UMKM, sangat bermanfaat bagi pelaku UMKM .AI akan sangat bermanfaat tapi juga berbahaya, tergantung bagaimana kita melihat dan memanfaatkannya. Perkembangan tahun 2000 kita sudah bisa mengenal 4G dan momen AI sudah bisa diperkenalkan di awal.
Kemudian bigdata muncul 2022 dan pertama kali AI meledak saat pandemi. AI mengantarkan bukan mendiagnosa atau preventif tapi langsung ke tujuan yang mau kita capai.
“Kenapa AI untuk UMKM, karena UMKM merupakan fondasi utama, walaupun tidak semua menjadi pionir. Kayak istri saya punya bisnis, saya suruh pasarkan lewat medsos endorse influencer dll,” kata Deta.
Ia menjelaskan tujuan pemanfaatan AI pertama untuk peningkatan penjualan, kemudian efektivitas penjualan dan memiliki catatan jelas. Ada teknologi menghitung, untuk branding gimana cara produk penetrasi, bisa memanfaatkan digital AI. “UMKM bisa memanfaatkan AI dengan pilihan aplikasi yang tersedia, UMKM bisa melakukan proses penjualan produksi mengisi automasi, voice to text untuk terjemahan AI ke tulisan, mengontrol cost operasional juga bisa dengan AI. Kayak makanan bisa reminder di outlet mana expired dll. lalu di area penjualan, selama punya www dot com, jadi bisa tembus ke jaringan internasional,” jelasnya.
Ia mencontohkan, dalam studi kasus di fashion, paling banyak transaksinya ternyata fashion, seperti di shopee. Jualan baju daster dll tidak perlu sewa model dengan harga mahal. Di marketplace fashion paling tinggi dan semua transaksi ini di server dan data center penting di sana. “Kesimpulan AI ini teknologi masa kini dan masa depan,” tandasnya. (sur)