GIANYAR – Jumat 29 November 2024 menjadi hari terkahir Dewa Ngakan Ngurah Adi SE, MM (60) menjabat Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kabupaten Gianyar. Birokrat asal Banjar Intaran, Desa Pejeng, Tampaksiring tersebut kini telah memasuki masa pensiun.
Meski demikian, abdi negara yang tak pernah absen ngantor selama 40 tahun menjadi pegawai itu masih sempat mengikuti apel HUT ke 53 Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) dan beberapa agenda di desa-desa.
Sejumlah catatan pun dibubuhkan selama karirnya sebagai kepala dinas. Dewa adi sapaan akrabnya, menitipkan dua program unggulan Dinas PMD, harapannya pejabat selanjutnya bisa meningkatkan dan meneruskan, yakni Dewi (Desa Wisata) dan Dedi (Desa Digital).
“Dewi dan Dedi merupakan program kerja unggulan yang saya sampaikan saat ikut seleksi jabatan 2019 lalu,” tuturnya mengenang awal dirinya menjabat Kadis PMD.
Dijelaskannya, 64 Desa di Kabupaten Gianyar punya potensi untuk menjadi desa wisata dan desa digital. Namun hingga berakhir masa jabatannya, baru ditetapkan 43 desa wisata dan 30 desa digital.
Yang patut disyukuri, salah satu Dewi yakni Desa Wisata Taro Kecamatan Tegallalang dinobatkan sebagai Juara 1 Lomba Desa Wisata Nusantara Tahun 2024 yang mengungguli 3.000an lebih peserta.
“Nah sekarang yang jadi PR bagi pengganti saya nanti. Bagaimana menjaga 43 desa wisata ini, kalau bisa ditingkatkan lagi. Bagaimana desa yang lain bisa meniru Taro, karena secara yuridis mereka desa wisata. Namun masih banyak dewi yang belum bergerak maksimal,” terang mantan Kabag Pembangunan di era Bupati Anak Agung Berata ini.
Selain desa wisata, sebanyak 30 desa sudah ditetapkan sebagai Dedi (Desa Digital) sehingga mendapatkan perhatian dari Kemendes RI. “Di Bali cuma 4 kabupaten yang mendapatkan program desa digital dari Kemendes, bersyukur Gianyar salah satunya,” jelas jebolan Magister Ilmu Lingkungan Unud ini.
Salah satu Dedi terbaik Gianyar adalah Desa Melinggih yang baru-baru ini dinobatkan sebagai Desa Cerdas dalam kategori tata kelola terbaik di tingkat nasional.
Ngurah Adi berharap ke depan semakin banyak desa yang berbasis digital. Sehingga segala bentuk pelayanan masyarakat bisa dilakukan lebih efektif efisien.
Selain Dewi dan Dedi, Ngurah Adi juga telah berhasil mengantarkan 64 desa di Gianyar menjadi Desa Mandiri. Dari awalnya 11 desa, kini sudah keseluruhan.
“Jadi Kemendes itu punya kategori. Ada desa sangat tertinggal, desa tertinggal, desa berkembang, maju dan paling baik itu desa mandiri. Ada indikator penilaian dari Kemendes. Astungkara pas berakhir masa jabatan Bupati (Agus Mahayastra,red) di tahun 2023, ke 64 desa sudah mandiri. Jadi target terpenuhi,” ujarnya.
Ngurah Adi juga mensyukuri Gianyar selalu menjadi pengelola dana desa terbaik setiap tahunnya. Termasuk juga penyaliran dana desa tercepat.
“Tentu semua ini menjadi kebanggaan bagi kita. Dan ini berkat kerjasama semua pihak, baik itu masyarakat desanya, perbekelnya, dan terpenting juga peran OPD terkait. Dinas Pariwisata terkait Dewi, Diskominfo terkait Dedi dan BPKAD terkait dana desa,” ujar Ngurah Adi.
Selama memimpin Dinas PMD ini, suami dari Ni Nyoman Suweti ini menerapkan prinsip-prinsip pramuka dalam, yakni kejujuran, kesederhanaan, dan cinta kasih sesama manusia dan alam. Bahkan ia pun berusaha agar tidak berhutang selama menjadi pegawai.
“Menurut saya kalau berhutang, kita tidak akan fokus bekerja, sehinga selama ini saya selalu sederhana, dari sebagai staf hingga kadis, gaya hidup saya tidak berubah,” ucap Ngurah Adi yang ikut dalam menginisiasi nama julukan untuk klub sepak bola Bali United yakni, Serdadu Tridatu dan Semeton Dewata untuk para suporternya.
Sementara itu, setelah kemas-kemas mulai Sabtu (30/11) ini Ngurah Adi berencana untuk memulai usaha beternak ikan lele. Dirinya mengaku tidak ingin lagi berurusan dengan birokrasi pemerintah. Selama 40 tahun sudah cukup baginya untuk mengabdi pada negara sebagai pegawai pemerintah.
Penerima 3 penghargaan Satyalencana Karya Satya (SLKS) perak, perunggu dan emas dari 3 Presiden berbeda ini telah banyak mendapatkan ilmu beternak ikan lele dari Puspa Aman Desa Tulikup Kecamatan Gianyar. “Bagi saya beternak ikan lele ini cukup menghibur dan di usia saya ini tidak terlalu berat. Pemasarannya lancar. Bahkan produksi lele kita kewalahan memenuhi permintaan pasar. Selama ini berton-ton lele didatangkan dari Banyuwangi,” ujar pria kelahiran November 1964 yang hobi naik Gunung ini. (jay)