BULELENG – Komitmen Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng dalam mewujudkan percepatan transformasi digital, tak hanya dilakukan melalui pemenuhan sarana prasarana dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM).
Transformasi digital juga dilakukan melalui inovasi layanan publik berbasis digital berupa aplikasi Singa Pinter (Sistem Navigasi Akses Pemanfaatan Layanan dan Informasi Terintegrasi), Si Tri Datu (Sistem Terintegrasi Pelayanan Gawat Darurat), Srikandi Buleleng (Sinergitas Revitalisasi Inovatif Kekayaan Arsip dan Nilai Daerah Integratif) dan Juntai Pangan (Merajut Rantai Pangan).
“Saya mengapresiasi inisiatif para pejabat yang menggagas proyek perubahan berbasis teknologi sebagai inovasi, wujud nyata dari proses problem solving yang diharapkan dari peserta PKN,” tandas Pj. Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana pada acara lounching 4 inovasi layanan publik di Ruang Buleleng Command Center (BCC) Dinas Kominfosanti Buleleng, Sabtu (23/11/2024).
Kepala BKPSDM Provinsi Bali ini menegaskan proyek perubahan harus dijamin keberlanjutannya, dapat dipahami dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas.
“Aplikasi ini adalah alat, tetapi masyarakat yang dilayani juga harus memahami cara penggunaannya. Edukasi menjadi kunci keberhasilan penerapan inovasi teknologi, agar masyarakat mampu memanfaatkan aplikasi-aplikasi ini secara optimal,” tegasnya.
Ia juga berharap 4 inovasi ini tidak hanya dapat meningkatkan tata kelola pemerintahan, tapi juga memberikan dampak signifikan bagi masyarakat di Buleleng.
“Proyek perubahan seperti ini harus dijamin keberlanjutannya, dipahami penggunaannya dan manfaatnya dapat dirasakan masyarakat luas,” tandas Lihadnyana diapresiasi pimpinan OPD pemrakarsa inovasi.
Selaku pemrakarsa inovasi Si Tri Datu, Dirut RSUD Buleleng dr. Arya Nugraha memaparkan aplikasi ini dirancang untuk mengatasi tantangan dalam pelayanan gawat darurat medis dengan menyediakan solusi cepat, terkoordinasi, dan efektif.
Arya Nugraha menegaskan, melalui integrasi antara rumah sakit, ambulans, dan stakeholder terkait lainnya, Si Tri Datu memastikan respons medis yang lebih cepat dan akurat, memanfaatkan teknologi untuk akses informasi real-time bagi masyarakat dan tim medis.
“Pelayanan gawat darurat yang tepat dan cepat adalah kebutuhan utama masyarakat. Si Tri Datu hadir untuk memastikan bahwa kolaborasi semua pihak dapat mewujudkan layanan yang optimal,” terangnya.
Selaku pemrakarsa Aplikasi Singa Pintar, Kadis Kominfosanti Buleleng Ketut Suwarmawan menandaskan inovasi ini merupakan pengintegrasian aplikasi layanan publik.
“Dengan Singa Pinter, 44 aplikasi layanan publik yang terpisah digabung dalam satu platform, sesuai komitmen kami menjadikan layanan publik lebih mudah, transparan dan efisien, seiring dengan kemajuan era digital. Aplikasi ini juga membantu pemerintah dalam pengambilan keputusan berbasis data yang lebih akurat dan cepat,” tandasnya.
Inovasi terkait pelestarian arsip sejarah dan budaya lokal yang sering terabaikan, dilakukan Kepala DAPD Buleleng Made Era Oktarini melalui program Sri Kandi.
“Inovasi yang bertujuan untuk menjaga arsip dan warisan budaya lokal ini dilakukan secara sinergis bersama masyarakat serta berbagai pihak terkait dengan mentransformasi secara digital arsip dan warisan budaya yang ada.
Karena, kekayaan budaya dan sejarah adalah identitas kita dan melalui Srikandi, kita melindungi warisan ini untuk generasi yang akan datang,” jelasnya.
Sementara Kepala DKP Buleleng Gede Putra Aryana selaku pemrakarsa inovasi Juntai Pangan memaparkan, aplikasi ini hadir untuk memperkuat pengelolaan distribusi pangan.
“Mengintegrasikan TPID dan Satgas Ketahanan Pangan dalam merespons dinamika harga kebutuhan pokok dengan cepat dan memastikan kelancaran distribusi bahan pangan. Aplikasi Juntai Pangan hadir untuk memperkuat koordinasi dan memastikan terjaganya ketahanan pangan masyarakat,” pungkasnya. (kar/jon)