BADUNG – Perusahaan Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Mangutama Kabupaten Badung telah merancang sejumlah langkah dalam penyelesaian persoalan suplai air bersih ke wilayah Kuta Selatan. Jika semua berjalan tanpa kendala, maka permasalahan tersebut diharapkan tuntas pada tahun 2025.
Pembangunan reservoar di Labuan Sait, Desa Pecatu, adalah salah satu langkah yang dilakukan. Kini tahapannya sudah menginjak pada pengeringan pondasi, dan siap untuk melangkah ke pemasangan tabung glass steel yang rencananya akan dilaksanakan pada November 2024.
Direktur Teknik Perumdam Badung, I Made Suarsa mengungkapkan, biaya pembangunan reservoar tersebut dialokasikan dari dana penyertaan modal Pemerintah Kabupaten Badung. Dengan nilai total mencapai Rp18 miliar.
Simultan dengan itu, kini Perumdam Badung juga menjajaki pemasangan pipa bawah laut dengan melibatkan pihak swasta sebagai investor. Yang mana untuk statusnya, pada saat ini masih menunggu hasil kajian dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
“Setelah kajian BPKP selesai, maka proses tender untuk pemasangan pipa jalur laut menuju wilayah selatan dapat dimulai,” ucapnya belum lama ini.
Dengan pipa jalur laut tersebut, maka distribusi dapat dilakukan secara terpisah. Pipa jalur laut akan digunakan untuk distribusi menuju timur (Nusa Dua), sementara pipa eksisting digunakan untuk distribusi wilayah barat (seperti Ungasan dan Pecatu).
Pembangunan reservoar dan pemasangan pipa, ditegaskan dia, harus dilakukan secara paralel. Dengan demikian, air yang ‘idle’ akan dapat termanfaatkan secara optimal.
Bukan hanya itu, berkenaan dengan kebutuhan air baku, Perumdam Badung kini juga sedang berproses untuk memperoleh izin distribusi air dari sumber Tukad Mati. Air sebesar 200 liter/detik itu akan dialirkan ke estuari untuk kemudian diolah. “Targetnya tahun 2025 seluruh pembangunan penunjang sudah selesai,” pungkasnya. (adi,dha)