GIANYAR – Pupuk organik hasil produksi TPS3R tak jelas muaranya. Kompos yang diharapkan menjadi alternatif pengganti pupuk kimia malah menumpuk lantaran tak ada peminat.
Berdasarkan data di tahun 2023, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) kabupaten Gianyar mencatat dari 44 TPS3R menghasilkan ribuan pupuk kompos.
Rinciannya, Kecamatan Blahabtuh 7 TPS3R menghasilkan kompos 7.850 kg ; Kecamatan Gianyar 10 TPS3R (6.795 kg); Kecamatan Payangan 8 TPS3R (1.225 kg) ; Kecamatan Sukawati (2.854 kg) ; Kecamatan Tampaksiring 5 TPS3R (10.683 kg ; Kecamatan Tegallalang 5 TPS3R (4.840 kg), dan Kecamatan Ubud 4 TPS3R (53.230 Kg).
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Gianyar, Ni Made Mirnawati mengatakan, ribuan pupuk kompos tersebut berasal dari 44 TPS3R yang melayani 31.982 KK seluruh Gianyar.
“Jadi, belum semua masyarakat terlayani TPS3R. Bahkan, hingga kini ada desa yang belum memiliki TPS3R. Untuk yang tidak terlayani masih dibawa ke TPA Temesi,” ujar Ni Made Mirnawati, Kamis (17/10/2024).
Selain itu, ada juga TPS3R yang tak menghasilkan kompos. Yakni TPS3R Desa Buruan, TPS3R Desa Pering, TPS3R Kelurahan Bitera, TP3R Desa Bresela, TP3R Desa Buahan, TP3R Desa Kelusa, TPS3R Desa Kerta, TPS3R Desa Melinggih, TPS3R Desa Puhu, TPS3R Desa Batuan, TPS3R Desa Sukawati, TPS3R Manukaya, TPS3R Desa Kedisan.
Mirnawati tak menampik distribusi kompos TPS3R saat ini mengalami kebuntuan atau pendistribusiannya tidak maksimal. Sebab, kebutuhan masyarakat terhadap pupuk organik juga masih minim.
“Kembali ke sistem pasar terkait permintaan karena masyarakat masih kurang berminat akan berpengaruh pada supply-nya dan produksi. Begitu juga sebaliknya,”tandas pejabat asal Bitera, Gianyar ini. (jay)