GIANYAR – Permasalahan pesisir Kabupaten Gianyar cukup beragam. Selain abrasi yang cakupan masalahnya besar, keberadaan tukik dan ajing liar juga menjadi perhatian masyarakat karena kontradiktif. Satunya sebagai predator dan satunya hewan yang dilindungi.
Hal tersebut terungkap saat bakal calon bupati (Bacabup) dan Bacawabup Gianyar dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus, I Nyoman Diana, didampingi dua politisi Gerindra, Gusti Ngurah Kapidada dan I Kadek Diana mendatangi konservasi Penyu Saba Asri, di Pantai Saba, Blahbatuh, Gianyar, Rabu (7/8/2024). Kunjungan tersebut untuk menyerap aspirasi masyarakat pesisir.
Ketua Konservasi Penyu Saba Asri, I Gusti Ngurah Padmanaba, mengatakan, Konservasi Penyu Saba asri ini awalnya dikelola oleh perorangan dan kini dikelola desa adat untuk memperkuat pelestarian.
Permasalahan selama ini dari kelompok konservasi yang berjumlah 40an orang tersebut adalah oprasional, keberadaan ajing liar dan abrasi.
“Abrasi sudah menghacurkan pagar permanen sisi timur yang langsung berhadapan dengan laut. Sampai saat ini kita belum bisa memperbaiki,” ujarnya.
Sementara oprasional mencakup biaya pakan dan biaya pembelian telur yang mencapai Rp 3 ribu per butir. Pembelian telur ini untuk apresiasi anggota kelompok yang bergadang selama 24 jam menunggu para penyu bertelur.
“Kalau pagi hari kita cari jejaknya sudah tidak ada bahkan bisa lebih dulu anjing liar atau biawak yang mamangsa telor tersebut,” ungkapnya.
Keberadaan ajing liar tersebut menjadi semakin banyak karena ulanh masyarakat yang membuat anak anjing yang tidak diinginkan ke pantai.
“Selain membawa acaman rabies, anjing tersebut juga menjadi pradator bagi telur-telur penyu,” jelasnya.
Sementara, mensiasti biaya oprasional pihak pengelola berencana kan bekerjasama dengan agen perjalanan wisata.
“Kita tidak menjual tukik tersebut, namun tamu yang dibawa agen bisa berdonasi bila ingin melakukan pelepasan tukik,” katanya.
Selain itu, mereka juga berencana membentuk yayasan untuk mempermudah adanya donasi dari pihak swasta.
Menanggapi hal tersebut, Bacabup/bacawabup Gianyar, I Nyoman Diana mengapresiasi keberadaan kelompak konservasi penyu ini karena dinilai sangat membantu dalam peyaluran bantuan dari pemerintah.
“Dipemerintahan itu kan ada regulasi yang harus diikuti. Dengan keberadaanya di bawah desa adat akan mempermudah nanti bila ada bantuan atau ingin mengajukan bantuan. Sebab keberadaan penyu ini sangat dilindungi, dari seribu yang dilepas hanya bisa hidup satu penyu,” ujarnya.
Sementara I Gusti Ngurah Kapidada yang saat ini masih menjabat sebagai anggota DPRD Gianyar, mengatakan melihat kondisi koservasi penyu ini memerlukan fasilitas yang memadai. Namun dari keseluruan tempat tersebut cukup asri.
Mengenai keiingin warga untuk membuat yayasan ia berharap stakeholder dipemerintahan yang terkait bisa membantu. Sehingga keberlangsungan perlindungan penyu bisa berkelanjutan.
“Kita akan bantu kordinasikan agar yayasan tersebut bisa segera terbentuk,” jelasnya. (jay)