DENPASAR – Kiprah Wayan Koster dalam mengabdi di dunia pendidikan sangat dikenal oleh berbagai perguruan tinggi negeri/swasta di Bali. Salah satunya Institut Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali.
Rektor ITEKES Bali I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp.,M.Ng.,Ph.D dalam kuliah umum menghadirkan narasumber Gubernur Bali periode 2018 – 2023, Wayan Koster, Senin (13/5/2024) menyampaikan, Koster adalah pemimpin yang berjasa di dunia pendidikan.
Saat menjadi anggota Komisi X DPR RI, Koster banyak mengeluarkan kebijakan (Perguruan Tinggi, Sertifikasi Guru dan Dosen yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen hingga Undang – Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, red) melalui pemikirannya yang bermanfaat positif untuk pendidikan.
Begitu juga di bidang kesehatan, saat Bali dan dunia dilanda Pandemi Covid-19, Wayan Koster menjabat Gubernur Bali di periode pertamanya sangat berjasa dalam penanganan Pandemi Covid-19 hingga mampu memulihkan kembali perekonomian Bali sampai bangkit seperti sekarang ini.
“Karena itu, kami di ITEKES Bali menyebut Pak Koster adalah tokoh Bali yang berjasa besar untuk Pulau Dewata. Kami berharap dengan nama Koster, yang diawali oleh huruf K dan diakhiri oleh huruf R betul – betul memberikan manfaat untuk kita semua, dengan harapan huruf K yang berarti Kawal budaya Bali, dan huruf R yang bermakna Rangkul kita semua dalam setiap kebijakan dan program pemerintahan. Bapak Koster harus hadir kembali memimpin Pulau Bali ini untuk mengawal budaya Bali jangan sampai luntur. Sudah lebih dari 15 negara yang saya kunjungi, dan sempat tinggal di negara maju, namun pengalaman di negeri luar telah membuka pemikiran saya agar budaya Bali yang adiluhung ini betul – betul dijaga, jangan sampai Bali dikenal akan pariwisata-nya, tetapi Bali yang harus dikenal itu ialah budayanya. Kalau budaya Bali ajeg, niscaya pariwisata akan terus tumbuh, sampai memberikan dampak perekonomian,” ujar Rektor ITEKES Bali saat memberikan sambutan pembuka dalam kuliah umum yang bertema “Gen-Z Penerus Masa Depan Bali: Membangun Peradaban Masa Depan Bali”.
Kehadiran Wayan Koster dalam kuliah umum tersebut membawa perspektif baru kepada mahasiswa yang notabene latar pendidikannya di ilmu teknologi dan kesehatan. Pemikiran mahasiswa terhadap kondisi Bali semakin terbuka, saat Gubernur Bali 2018 – 2023 jebolan ITB ini menyampaikan masalah yang dihadapi Bali saat ini.
Menurut Koster, ada enam masalah yang dihadapi Pulau Bali, yakni Wilayah Bali yang kecil (luas 5.590 Km2), telah menjadi pertarungan banyak pihak yang mengeksploitasi Bali; Jumlah Penduduk Bali 4,32 juta yang semakin meningkat, saat ini membutuhkan sumber kehidupan; Terkikisnya adat, tradisi, seni, budaya dan kearifan lokal yang dapat mengancam keajegan dan daya tarik Bali; Sumber daya alam semakin terbatas, yang mampu mengancam kehidupan masyarakat; Lahan produktif dan sawah semakin berkurang akibat masifnya alih fungsi lahan; dan Kebutuhan pangan yang strategis semakin bergantung dari luar.
Mengatasi masalah tersebut, Wayan Koster mendapat apresiasi Civitas Akademika ITEKES Bali, karena telah menyusun pembangunan masa depan Bali yang berlandaskan pada Undang – Undang Nomor 15 Tahun 2023 tentang Provinsi Bali dan Perda Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2023 tentang Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, 100 Tahun Bali Era Baru 2025 – 2125.
Landasan di atas diharapkan mampu membangun Masa Depan Bali dengan Memperkuat dan memajukan adat, tradisi, seni, budaya dan kearifan lokal Bali, pengendalian; Pengendalian alih fungsi lahan produktif dan sawah; Kedaulatan pangan; Bali Mandiri Energi dengan Energi Bersih; SDM Bali Unggul; Meningkatkan pembangunan infrastruktur; dan Transformasi ekonomi.
Tidak berhenti sampai disana, Wayan Koster selama kepemimpinannya menjadi Gubernur Bali, juga telah bekerja nyata melakukan pemerataan pembangunan di Pulau Bali, melalui pembangunan infrastruktur yang meliputi: Pelindungan Kawasan Suci Pura Agung Besakih; Pembangunan Kawasan Pusat Kebudayaan Bali (dalam proses); Turyapada Tower KBS 6.0 Kerthi Bali (dalam proses dan hampir selesai); Shorcut Singaraja-Mengwitani; Pelabuhan Sanur-Denpasar; Pelabuhan Sampalan-Nusa Penida; Pelabuhan Bias Munjul-Nusa Ceningan; sampai Jalan Tol Jagat Kerthi Bali, Gilimanuk-Mengwi (dalam proses).
Meskipun berbagai kebijakan dan program nyata sudah dikerjakan, namun dalam kuliah tersebut, Gubernur Bali periode 2018-2023 asal Desa Sembiran, Buleleng, itu berharap besar kepada para mahasiswa yang akan menjadi penerus pemimpin Bali di masa mendatang untuk mengikuti perkembangan zaman dengan berpedoman pada nilai – nilai adat istiadat, tradisi, seni budaya, serta kearifan lokal Bali yang diiringi oleh pengetahuan yang kuat dan disiplin.