BULELENG – Kuliah umum kolaboratif digelar Eurasia Foundation bersama Program Study Pendidikan Sosiologi Undiksha Singaraja.
Selain menggemakan misi perdamaian di Kawasan Asia melalui penanaman nilai karaktrer dan transformasi pengetahuan pada perguruan tinggi, kuliah umum bertajuk ‘Etnosains dan Kearifan Lokal di Asia’ yang menghadirkan 16 narasumber juga diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran dosen dan mahasiswa tentang pentingnya penanaman nilai karakter berbasis etnosains dan kearifan lokal.
“Tema besar ini dilandasi pemikiran bahwa sains lokal yang ada di Asia beserta kearifan lokalnya bisa saling menyapa dan saling berkesetaraan satu sama lain, mewujudkan Asia yang Damai,” tandas Prof. Dr. Luh Putu Sendratari, M.Hum., pada pembukaan kuliah umum di Kampus Undiksha Singaraja, Rabu (7/2/2024).
`
Sebagai salah satu dari 16 narasumber, Rektor Undiksha Singaraja Prof. Dr. I Wayan Lasmawan, M.Pd., nampak antusias menyampaikan materi bertajuk ‘Kearifan Lokal Tri Hita Karana untuk Mewujudkan Generasi Unggul di Asia’.
“Menjadi generasi unggul bukan semata-mata menjadi yang paling hebat dalam suatu atau antar kelompok, tapi lebih dari itu, mampu menjadi trend setter atau contoh bagi orang lain,” tandas Lasmawan selaku narasumber perdana kuliah umum kolaboratif yang akan digelar hingga Bulan Juni 2024 mendatang.
Ia menegaskan, yang tidak kalah penting adalah memiliki sikap yang baik dalam hubungannya dengan tuhan, dengan sesama dan lingkungan sebagaimana tertuang dalam filosofi Tri Hita Karana.
“Jika terimplementasikan dengan baik, filosofi yang bersifat universal ini diyakini dapat menjadi pengantar dalam mewujudkan generasi unggul di Asia,” tandas Lasmawan yang juga berharap kuliah umum kolaboratif dengan menghadirkan narasumber tingkat internasional ini bisa menginspirasi program studi maupun fakultas lain untuk menginisiasi kegiatan serupa.(kar/jon)