BULELENG – Tarian ‘Joged Harmoni’ pada rangkaian pembukaan kegiatan peringatan Dies Natalis ke-31 Undiksha Singaraja, tak hanya menjadi spesial bagi universitas berplat form pendidikan.
Tarian pergaulan warga masyarakat Bali yang meraih piagam penghargaan Museum Rekor Dunia, Indonesia sebagai tarian dengan penari terbanyak juga sekaligus menjadi kado terindah bagi segenap civitas akademika universitas pendidikan di Bali Utara yang memiliki visi ‘Menjadi Universitas unggul berlandaskan falsafah Tri Hita Karana di Asia pada tahun 2045’.
“Seperti tadi saya sampaikan, rekor ini adalah rekor dunia. Kita dari MURI sudah bisa mengklaim ini rekor dunia, karena tidak ada dibelahan dunia lain manapun menari Joged Harmoni seperti pada hari ini. Dan sertipikat rekor dunia sudah kita serahkan kepada Undiksha,” tandas Wakil Direktur MURI, Osman Semesta Susilo usai penyerahan Rekor Dunia MURI untuk Tari Joged Harmoni Undiksha di Lapangan Utama Kampus Undiksha Singaraja, Rabu (10/1/2023).
Sementara Rektor Undiksha Singaraja I Wayan Lasmawan tak hanya mengapresiasi penghargaan dari MURI sebagai kado terindah Dies Natalis Undiksha ke-31 tahun 2024 tapi juga kebanggaan civitas akademika Undiksha sebagai lembaga pendidikan yang memiliki kewajiban untuk berbuat bagi kemaslahatan masyarakat dan manusia.
“Tari joged itu adalah tari persahabatan, pergaulan yang mestinya mempererat hubungan antar manusia. Dan selama ini, kami melihat ada sesuatu yang kurang pas pada tari joged dimata masyarakat, inilah yang melatarbelakangi kenapa kami, Undiksha mengambil peran penyelamatan dan pengembalian tari joged pada marwah yang sebenarnya, sebagai tari persahabatan yang dilaksanakan dalam membangun keselarasan hidup yaitu keharmonian,” terangnya.
Dan ini sejalan dengan filosofi Undiksha tentang Tri Hita Karana, bagaimana segala sesuatu yang dipikirkan, disikapi dan dilakukan harus mempertimbangkan keseimbangan dan keselarasan.
“Itulah esesnsi, kenapa kami memilih tari joged untuk diselamatkan oleh Undiksha, sejalan dengan fungsi dan esensi Undiksha sebagai lembaga pendidikan. Dan hari ini, dunia mengukuhkan bahwa tari joged adalah tari persahabatan, tidak ada hal-hal lain. Saya harap, dengan pengakuan rekor dunia ini, marwah tari joged yang kita selama ini kenal, lakukan dalam keseharian bisa dikembalikan,” pungkasnya.(kar/jon)