BULELENG – Dipenghujung tahun 2023, Pj. Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana melaksanakan panen padi bersama petani di Kelurahan Penarukan Kecamatan Buleleng.
Tidak hanya bangga karena petani Buleleng masih memiliki komitmen bercocok tanam ditengah pesatnya pembangunan property, panen padi serangkaian penandatanganan kerjasama ”Tripartit’ yang dibangun dan dikembangkan Perumda Swatantra bersama BPD Bali Cabang Singaraja dan Koperasi Sida Ayu Penarukan jug diapresiasi sebagai implementasi program hulu hilir penguatan pangan pangan.
“Kita patut bangga dan mendukung petani yang masih semangat menggarap dan melestarikan lahan pertanian ditengah pesatnya pembangunan perumahan,” tandas Lihadnyana usai panen padi bersama pada lahan ”denplot’ pertanian ‘tripartit’ di Kelurahan Penarukan, Jumat (29/12/2023).
Kepala BKPSDM Bali ini menegaskan semangat petani melestarikan lahannya wajib mendapat perhatian dan dukungan pemerintah.
“Ini salah satu bukti bahwa kita sangat membutuhkan dan wajib mempertahankan luas lahan persawahan. Karena, Buleleng ini harus terjamin ketersediaan pangannya untuk menghidupi masyarakat dari hasil produksi yang ada di Buleleng,” jelasnya.
Selain insentif pajak agar petani betah dan tidak menjual sawahnya, Pemkab Buleleng melalui Perumda Swatantra juga telah membangun ekosistem ketahanan pangan bersama BPB Cabang Singaraja dan Koperasi Sida Ayu.
“Ekosistem ketahanan pangan yang dibangun melalui kerjasama Tripartit adalah implementasi program hulu hilir penguatan ketahanan pangan yang tidak hanya wujud kehadiran pemerintah dalam pelestarian lahan, tapi juga menjaga ketahanan pangan,” tegasnya.
Senada dengan Pj. Bupati Buleleng, Gede Boby Arianto selaku Dirut Perumda Swatantra Kabupaten Buleleng menyatakan melalui kerjasama ‘tripartit’ ini, ekosistem ketahanan pangan yang dibangun bersama BPD Bali Cabang Singaraja dan Koperasi Sida Ayu Penarukan menargetkan 50 herktar pada tahun 2023 dan pada tahun 2024 ditingkatkan secara bertahap menjadi 150 hingga 1000 hektar.
“Melalui kerjasama ini, BPD Bali sebagai pendanaan, Swatantra sebagai offtaker, pembeli hasil panen petani yang tergabung dalam Koperasi Sida Ayu. Selain lebih meningkatkan produksi dan kontinuitas hasil produksi, metode ini juga kita terapkan untuk memecahkan permasalahan para petani selama ini seperti kebutuhan air melalui sumur bor, benih padi unggul yang dapat meningkatkan hasil produksi 9-10 ton perhektar dan kepastian penyerapan hasil produksi,” tegasnya.
Sementara Kepala BPD Cabang Singaraja Made Aditya Pranajaya mengapresiasi kerjasama ‘Tripartit’ ini tidak hanya visibel dengan program penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) tapi sekaligus wujud pertisipasi aktif perbankkan dalam mewujudkan ketahanan pangan.
“Selain aman, melalu kerjasama tripartit penyaluran KUR juga terjamin, tepat sasaran dan tepat manfaat. Dana KUR yang diperoleh dengan bunga ringan dan jangka waktu tiga tahun, kita harapkan dapat memenuhi kebutuhan petani untuk berproduksi, membeli saprodi termasuk pengadaan sumur bor melalui koperasi dan hasil produksinya diserap oleh Swatantra,” tandas Aditya dibenarkan Reksa.
Selaku Ketua Koperasi Sida Ayu, Pasek Reksa manambahkan dengan sistem pembayaran saat panen (yarnen), para petani bisa lebih fokus berproduksi.
“Karena, prinsip kerjasama tripartit ini adalah memberi kepastian harga, produksi, penyerapan hasil produksi dan pembayaran menuju kesejahteraan petani serta penguatan ketahanan pangan,” pungkasnya. (kar/jon)
