BULELENG – Lantaran ‘ditolak’ secara niskala melalui ‘Sutri Dedari’, bangunan Gapura Joglo yang sempat terpasang di gerbang masuk Desa Ambengan Kecamatan Sukasada akhirnya dibongkar.
Tak hanya dibongkar, sesuai berita acara rapat yang ditandatangani pengurus BPD, tokoh masyarakat dan ‘Sutri Dedari’ yang sempat mengalami ‘trans’ (kerauhan) selama beberapa hari setelah ‘Gapura Joglo’ diupacarai, juga telah dikembalikan kepada penyumbang (donatur) Kadek Widiarsana.
“Hari ini, setelah rapat dan penandatanganan berita acara di kantor desa, kami bertemu dengan donatur untuk mengembalikan bangunan beripa Gapura Joglo yang ditolak secara gaib, niskala melalui pasutri yang ada di desa,” ungkap Perbekel Desa Ambengan Nyoman Seri usai penandatanganan berita acara pengembalian donasi di Cirkle Mr Joglo, Kamis (21/12/2023).
Didampingi Widiarsana yang akrab disapa Mr. Joglo, Perbekel Seri menandaskan selain pembongkaran dan pengembalian Gapura Joglo, rapat yang dihadiri BPD, tokoh masyarakat dan ‘Sutri Dedari’ juga disepakati pembangunan gapura dengan motif ‘Candi Bentar’.
“Pembongkaran dengan tujuan menjaga kamtibmas dan kondusifitas wilayah hanya pada bagian atas berupa Gapura Joglo yang ditolak oleh sutri secara gaib, niskala karena disebut-sebut mesulub, melewati bangunan yang dinilai tabu secara niskala. Sedangkan pondasi yang dibangun dengan dana desa masih utuh dan akan dilanjutkan sesuai petunjuk niskala melalui sutri berbentuk Candi Bentar,” tandasnya.
Pembangunan gapura, juga akan dilengkapi penataan areal gerbang desa antara lain dengan penanaman pohon sehingga pintu masuk desa Ambengan bisa menjadi lebih asri dan sejuk.
Menyikapi pengembalian donasi berupa Gapura Joglo tersebut, Kadek Widiarsana selaku Owner Cirkle Mr Joglo menyatakan haru sekaligus mohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi akibat sumbangan tulus dan ihklas untuk pembangunan Desa Ambengan Kecamatan Sukasada.
“Seperti halnya menyumbangkan Gapura Joglo, saya juga dengan tulus ihklas memohon maaf karena donasi berupa Gapura Joglo yang saya sumbangkan pada Desa Ambengan justru membuat keresahan. Astungkara, melalui sutri yang mengalami trans, kesurupan dan telah menandatangani berita acara penolakan terhadap bangunan tersebut, kami diingatkan tentang kesakralan Bali, khususnya Desa Ambengan yang memang sejak dulu diyakini memiliki kekuatan magis luar biasa, vibrasi spiritual untuk menjaga kedamaian semesta,” pungkasnya.(kar/jon)