KLUNGKUNG- Siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Manduang, Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung, Bali sudah lima bulan belajar di bale banjar. Semua siswa menggunakan dua bale banjar untuk kegiatan belajar mengajar.
Seharusnya awal November ini siswa sudah kembali menempati sekolah untuk kegiatan belajar mengajar. Namun lantaran proyek pembangunan gedung sekolah molor, pihak sekolah harus memperpanjang meminjam bale banjar untuk kegiatan belajar siswa.
Data Dinas Pendidikan Kabupaten Klungkung, proyek pembangunan sekolah tersebut mengalami keterlambatan pengerjaan lebih dari 17 persen. Dimana saat ini baru dikerjakan sebesar 44,31 persen. Proyek itu mulai dikerjakan Juni 2023 selama 150 kalender. Proyek dengan nilai Rp 1,291 miliar lebih itu didanai dari anggaran kegiatan pengelolaan pendidikan dasar, Dinas Pendidikan Kabupaten Klungkung.
Kepala SD Negeri Manduang, Ida Bagus Nyoman Tanaya kepada wartawan, Rabu (8/11/2023) menyampaikan belum mengetahui kapan siswanya bisa kembali belajar di sekolah karena hingga saat ini proyek masih berjalan.
“Kami dari sekolah berharap agar bisa segera selesai pengerjaan, karena belajar di banjar dengan sekat seadanya anak-anak kurang fokus walaupun proses belajar mengajar tetap lancar dilaksanakan,” tandas Ida Bagus Tanaya.
Ia mengaku secara teknis tidak mengetahui keterlambatan proyek tersebut karena ditangani oleh pihak Dinas Pendidikan. Tanaya mengatakan, proyek mulai dikerjakan Juni 2023 lalu dan ditarget selesai pada November 2023 tapi hingga saat ini pengerjaan belum tuntas dikerjakan.
Tanaya menambahkan sebelumnya pihaknya sudah berkoordinasi dengan bendesa Adat Manduang untuk peminjaman dua bale banjar. Dari total 119 siswa, siswa dibagi dua, kelas 2,3 dan kelas 6 menggunakan Bale Banjar Kaleran untuk kegiatan belajar mengajar. Sedangkan kelas 1,4 dan kelas 5 menggunakan Bale Banjar Tengah.
Salah seorang guru pengajar kelas 5, Ni Made Mediani mengaku selama belajar di banjar sejak Juni tidak ada kendala.
“Anak-anak belajar sebagaimana biasanya, memang terdengar ribut tapi tidak mengganggu proses belajar, sebelumnya dibantu karpet oleh Bapak Bupati I Nyoman Suwirta. Kemudian ada lagi bantuan peminjaman kursi meja lipat dibantu oleh anggota DPD RI Bapak Wedakarna,” katanya.
Kondisi SDN Manduang yang dibangun sejak tahun 1954 silam,memiliki ruangan kelas yang tidak representatif karena ukurannya tidak begitu luas dan usia bangunan juga sudah cukup tua. Sekolah juga kekurangan ruangan untuk ruangan guru. Untuk menyiasati kekurangan ruangan, ruang perpustakaan disulap menjadi ruang guru. (yan)