KLUNGKUNG – Warga beberapa desa di Nusa Penida pusing dengan kehadiran kawanan kera. Pasalnya kawanan kera yang jumlahnya mendekati ratusan ini merusak tanaman warga seperti tanaman ketela, jagung, pisang serta pepaya.
Salah seorang anggota dewan di Klungkung I Wayan Misna yang juga warga Nusa Penida, menyampaikan kepada wartawan, Selasa (20/6), kawanan kera itu membuat pusing warga karena merusak tanaman warga. Kawanan kera itu tampak ‘menyerbu’ tamana warga di Desa Suana, Pejukutan, Kutampi, Batununggul, Batumadeg dan Desa Bunga Mekar.
Bahkan kata Misna, jumlah kawanan kera makin banyak dan sudah mulai masuk ke rumah warga,berkeliaran di pekarangan warga. Misna mengatakan, warga tidak bisa berbuat banyak karena berbagai upaya sudah dilakukan mengusir kawanan kera. Namun kera hampir setiap hari masuk ke rumah-rumah warga.
Menurut Misna, selain jumlah kawanan kera bertambah, kurangnya ketersediaan pakan membuat kera masuk sampai ke rumah-rumah warga. Di sisi lainkata Misna ada kepercayaan warga Nusa Penida pantang membunuh kera.
“Belakangan (kawanan kera) makin marak. Warga tidak bisa berbuat banyak, tanaman warga dirusak sehingga tidak menghasilkan.Keberadaannnya menebar di beberapa desa. Sing ngidaang ngatur (tidak bisa diusir),” ungkap Misna.
Keluhan warga juga pernah disampaikan saat Misna mengadakan reses di beberapa desa. Warga menanyakan apakah kawanan kera bisa dikontrol sehingga tidak sampai merusak tanaman warga.
“Warga menanyakan bagaimana cara enanganinya sehingga warga bisa kembali menanam (berkebun),” imbuh Misna.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Klungkung Ida Bagus Juanida menyatakan,kawanan kera tidak saja ada di Nusa Penida. Kejadian serupa juga terjadi di beberapa desa di tiga kecamatan di Klungkung daratan seperti di Desa Timuhun,Desa Getakan, Desa Bumbungan,Kecamatan Banjarangkan.
Di Kecamatan Dawan kawanan kera juga kerap masuk ke lingkungan warga seperti di Desa Paksebali, Desa Pikat. Desa Selat, Kecamatan Klungkung juga kerap muncul kawanan kera.
“Itu menjadi kewenangan BKSDA (Balai Konservasi Sumbe Daya Alam). Tapi kita sudah kooordinasi dengan BKSDA, jawaban BKSD habitat kera harus dilindungi. Disisi lain ada keyakinan masyarakat tidak berani membunuh kera, itulah dilema kita di lapangan,”kata Ida Bagus Juanida. (yan)