BULELENG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng melalui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) terus menggulirkan dan mengembangkan pelatihan kerja berbasis kompetensi.
Selain meminimalisir jumlah pengangguran, pelatihan kerja berbasis kompetensi tahap II tahun 2023 yang digelar selama 35 hari, dari tanggal 20 Juni sampai dengan 16 Agustus 2023 ini juga diharapkan dapat meningkatkan keterampilan 128 orang peserta sekaligus dapat mendorong penciptaan lapangan kerja.
“Kegiatan pelatihan kerja berbasis kompetensi ini diharapkan tidak hanya mengurangi pengangguran, namun juga menjadi sumber penghidupan bagi peserta sekaligus membuka lapangan kerja di Kabupaten Buleleng,” tandas Plt. Asisten I Setda Buleleng, Putu Karuna usai membuka kegiatan di BLK Kalibukbuk, Senin (19/6/2023).
Didampingi Komang Sumertajaya selaku Kepala Dinas Tenaga Kerja (Kadisnaker) Kabupaten Buleleng, Karuna yang hadir mewakili Pj. Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana ini menegaskan pelatihan berbasis kompetensi meliputi pelatihan bahasa mandarin, pembuatan kue kering, junior body therapist, tata rias kecantikan, menjahit, instalasi listrik, pipe welder SMAW 1G dan servis sepeda motor konvensional ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi/keterampilan angkatan kerja.
“Melalui pelatihan kerja yang digelar rutin, 3 angkatan setiap tahun ini kita harapkan dapat meningkatkan keterampilan angkatan kerja, penduduk usia kerja (15 tahun lebih) yang bekerja atau mempunyai pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan pengangguran, sehingga mampu bersaing, mengisi pangsa sesuai kompetensi yang dimiliki, dan paling diharapkan itu bisa membuka lapangan kerja,” tegasnya.
Senada dengan Asisten I Setda Buleleng, Komang Sumertajaya selaku Kadisnaker Buleleng menyatakan selama pelatihan kerja berbasis kompetensi ini, peserta yang berasal dari pencari kerja, pekerja yang ter-PHK dan warga masyarakat yang berminat atau membutuhkan pelatihan tidak hanya diberikan materi tapi juga sekaligus praktek dan magang pada pada tempat sesuai bidang masing-masing.
“Mereka juga magang pada tempat yang ditentukan untuk mempraktekkan materi pelatihan yang diperoleh. Sehingga mampu bersaing pada pangsa kerja, dan sangat diharapkan dapat membuka lapangan kerja. Melalui UPTD BLK, kami juga melakukan tracing peserta setelah mengikuti pelatihan, apakah sudah bekerja atau membuka lapangan kerja,” tandas Sumertajaya dibenarkan Milla Sweni Kartika.
Selaku instruktur pembuatan kue kering, Milla yang juga pengajar LPK HI ini berharap peserta serius mengikuti pelatihan sehingga apa yang diperoleh dapat bermanfaat bagi dirinya dan juga orang lain. (kar,dha)