BULELENG – Pemkab Buleleng melalui Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Buleleng mulai melirik pemberdayaan lahan kering/kurang produktif. Selain tetap mengupayakan penyediaan sumber air, melalui sinergitas dengan kelompok tani juga mulai dikembangkan bibit tanaman cengkeh ‘grafting’ atau cengkeh sambung.
“Melihat lahan dan budidaya cengkeh di Bali Utara yang sangat tinggi, cengkeh sambung sangat potensial dikembangkan karena tidak butuh air yang banyak dan bisa ditanam pada dataran rendah/lahan kering,” ungkap Kadistan Buleleng Made Sumiarta usai memantau perkembangan bibit cengkeh ‘grafting’ di halaman Kantor Distan Buleleng, Senin (12/6/2023).
Mantan Kabag umum Setda Buleleng ini menandaskan dengan inovasi pertanian cengkeh yang biasa di tanaman pada daerah dataran tinggi, kini dapat ditanam pada dataran rendah bahkan kering.”Jika cengkeh sambung intensif dibudidayakan di dataran rendah dan lahan kering maka secara tidak langsung dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat,” ujarnya.
Saat ini, cengkeh yang disambung dengan batang indukan (Batang bawah,red) dari pohon jenis banji dan pucuk merah sudah ditanam pada daerah Munduk, Banjar, Busungbiu, dan Mengening untuk contoh pembanding pohon cengkeh yang sudah ada sebelumnya.
“Mengingat cengkeh ini rentan terhadap kondisi tanah seperti longsor dan kekeringan. Sehingga metode ini harapannya bisa jadi solusi, termasuk memaksimalkan lahan kering di Buleleng,” terangnya.
Selain memiliki batang bawah yang kuat karena berakar tunggal, cengkeh grafting juga dapat tumbuh pada lahan kering, pada dataran rendah dan hanya butuh waktu kurang lebih 3 tahun untuk berbunga. (kar,dha)