BULELENG – Pemkab Buleleng melalui Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Buleleng mengapresiasi menggeliatnya pengiriman antar pulau ribuan ternak babi yang dilakukan peternak, kelompok ternak dan pengusaha yang tergabung dalam asosiasi.
Selain mengapresiasi sebagai peluang dalam menggenjot pergerakan perekonomian dan peningkatan PAD, Distan Buleleng juga mengajak peternak, kelompok ternak dan pengusaha agar tetap waspada dan meningkatkan Koordinasi, Informasi dan Edukasi (KIE) untuk menjaga kualitas ternak.
“KIE antara pengusaha ternak babi dalam skala besar maupun kecil sangat dibutuhkan dalam mencegah terjadinya kematian ternak atau beredarnya penyakit ternak yang dapat merugikan banyak pihak,” tandas Kepala Distan Buleleng Made Sumiarta usai meninjau sejumlah lokasi ternak babi, Minggu (7/5/2023).
Mantan Kabag Umum Setda Buleleng ini mengungkapkan selain perbedaan total jumlah babi yang mati di lapangan dengan yang terekspos di media, dari hasil pemantauan juga ditemukan fakta tentang pembelian bibit babi dari luar daerah.
“Kematian ternak babi terjadi secara bertahap dari Bulan Januari sampai April dengan total jumlah 400 dari 1.300 ekor babi yang dipelihara perusahaan. Selebihnya masih sehat dan sudah dijual karena masih layak dikonsumsi,” terangnya.
Terkait penyebab kematian, kemungkinan karena bibit babi yang dibeli dari luar daerah mengalami diare, tidak nafsu makan yang erat kaitannya dengan gejala terinfeksi virus Hog Cholera atau dikenal dengan Classical Swine Fever (CSF).
“Saat ini, kondisi di kandang sudah tidak ada babi karena dari pihak perusahaan masih trauma, masih takut terjadi kematian seperti kejadian bulan kemarin,” ujarnya. Selain peningkatan KIE, Sumiarta juga mengajak peternak dan pengusaha bersinergi dengan seluruh stakeholder serta memanfaatkan puskeswan dalam menjaga kesehatan ternak sehingga tidak menjadi kendala dalam pengiriman ternak keluar daerah. (kar,dha)