TABANAN – Desa Adat Kediri memiliki tradisi yang berlainan dengan desa adat lainnya di Bali dalam menyambut hari suci Nyepi. Bukan mengarak ogoh-ogoh seperti desa lainnya, namun melaksanakan tradisi nektek untuk nangluk merana atau wabah penyakit.
Tradisi nektek mulai dilakukan Rabu (15/3/2023) malam di wilayah Banjar Adat Jagatsatru maupun di 5 banjar adat dan 2 banjar dinas lainnya. Warga dengan berbagai alat bunyi-bunyian seperti kentongan, okokan (keroncongan sapi berukuran besar) dan obor serta perlengkapan lainnya berkeliling banjar.
“Tradisi ini bertujuan untuk nangluk merana atau menangkal wabah, petaka, atau menetralisir energi negatif di lingkungan desa adat,” jelas Bendesa Adat Kediri, Ida Bagus Ketut Arsana (61), Kamis (16/3/2023).
Sesuai fungsinya, tradisi ini hanya akan dilaksanakan bila terjadi wabah atau petaka yang melanda wilayah desa.
“Ini didasarkan pada pawisik (wahyu) yang diperoleh tokoh masyarakat desa adat saat melakukan persembahyangan di Pura Puseh dan Desa, waktunya tidka tentu,” jelasnya.
Dalam pawisik itu, sambungnya, masyarakat desa adat Kediri diminta untuk membuat bunyi-bunyian.
“Dengan menggunakan alat-alat yang menimbulkan bunyi-bunyian seperti kulkul, okokan dan lainnya,” ungkap Ida Bagus Ketut Arsana.
Sejak itu, warga kemudian membunyikan berbagai peralatan atau perkakas rumah tangga. Dalam perkembangannya, tektekan kemudian memanfaatkan Okokan yang bentuknya sama seperti klonongan sapi ukuran besar.
Meski demikian, kapan pastinya tradisi ini mulai dilakukan masyarakat Desa Adat Kediri, sama sekali tidak bisa dipastikan. Sebab tidak ada sumber tertulis yang menjelaskan kapan awal mula tradisi ini dimulai.
“Tidak tertulis dalam sastra. Ini tradisi yang diwariskan secara turun-temurun, masyarakat kami meyakini,” tandasnya.
Menjelang Nyepi Tahun Saka 1945 di 2023 ini, tradisi tektekan adalah yang pertama kalinya digelar setelah vakum selama 2 tahun lamanya akibat pandemi Covid-19. Dengan dilaksanakannya tradisi ini, diharapkan dampak pandemi Covid-19 secara niskala benar-benar sirna.
Tradisi nektek ini akan berlangsung sampai dengan Jumat (17/3/2023). Pada saat pengerupukan Selasa, (21/3/2023) mendatang akan digelar parade. (jon)