BANGLI-Setelah tanaman kol di Desa Kayubihi diserang penyakit aneh, kini giliran tanaman petani kol di Kaldera Gunung Batur, Kecamatan Kitamani yang dibuat pasrah oleh ganasnya serangan penyakit akar gada.
Serangan penyakit akar gada ini telah menyerang tanaman kol di tiga desa yakni Kedisan, Buahan dan Abang. Seragan penyakit ini membuat petani setempat merugi puluhan juta rupiah.
Jro Nick salah seorang petani saat dihubungi MInggu (31/7/2022), membenarkan adanya serangan penyakit akar gada ini.
Kata dia, penyakit akar gada ini tergolong penyakit baru yang menyerang tanama kol. Karenanya, petani dibuat kelimpungan untuk mengatasi serangan penyakit ini.
“ Sejak saya tanam kol tahun mulau tahun 1987, belum pernah menemui penyakit ini. Penyakit akar gada ini, ini lantaran akar kol yang diserang akarnya mirip gada,”tuturnya.
Ciri-ciri tanaman yang terserang akar gada, jelasnya, pertumbuhan kol tidak maksimal. Selanjutnya tanaman akan layu dan tidak bisa menghasilkan “telur”. Bila telah terserang, petani telah siap menderita kerugian yang cukup besar hingga puluhan juta rupiah.
“Kalau akar gada sudah menjangkiti tanaman kita hanya bisa pasrah. Berbagai upaya pengobatan telah kita lakukan,” ujarnya.
Sejatinya, kata dia, petani telah menyampaikan prihal serangan itu ke petugas PPL. Disebutkan, serangan penyakit ini lantaran kekurangan zat kapur, karena itu petani disarankan untuk menabur dolmit. Namun upaya itu, tidak membuahkan hasil. Serangan makin ganas dan meluas.
“Penyakit ini telah menyerang tanaman kol di tiga desa yakni Kedisan, Buahan dan Abang,”sebutnya.
Jro Nick bersama petani lainnya berharap agar Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli segera turun tangan. Paling tidak, petugas turun guna mengetahui pepenyebab penyakit ini sehingga nantinya dicarikan solusianya sehingga petani tidak terus-terusan mengalami kerugian.
Sementara modal menanam kol tergolong cukup banyak, untuk harga bibit mencapai Rp 120 perpohon, sementara penanaman jumlahnya mencapai 5 ribu hingga 10 ribu pohon. Biaya tersebut belum termasuk penglahan lahan, pupuk serta pemeliharan dan pengobatan.
“Kami berharap mendapatkan penyuluhan dari pemerintah terkait cara mengatasi penyakit ini. Tanaman kol adalah komoditas andalan kami, selain bawang kalau ini diserang penyakit lantas bagaimana nasib keluarga kami,”harapnya. (dus,yan)