BANGLI- Petani I Nengah Rawitana yang pasih dipanggil Rawit asal Desa Pengotan, Bangli adalah sosok petani kreatif dan penuh inovasi.
Betapa tidak ditengah mahalnya pupuk kimia, Rawitana tidak menyerah. Dia malah tertantang untuk berinovasi.
Iapun menyulap limbah buah menjadi puoul organik cair. Pupuk hasilnya buatanya pun tak kalah dengan pupuk kimia lannya.
I Nengh Rawitana saat ditemui, Rabu (28/12/2021) mengatakan pupuk organic cair buatanya telah digunakan sejak enam bulan lalu. Yang mana awal ketertarikannya membuat pupuk organic cair, tidak lepas dari keprihatinannya melihat limbah buah-buahan yang dibuang begitu saja.
Karena itu, terbesit niatnya untuk mengolah buah tersebut menjadi pupuk.
“Saya adalah pengepul jeruk, sehingga banyak limbah menumpuk di saat musim panen. Jadi saya coba-coba meracik buah itu secara otodidak hingga akhirnya sukses jadi pupuk cir,” ungkapnya.
Dia menuturkan, adapun buah-buahan yang diramu menjadi pupuk cair adalah buah jeruk , tomat dan berbagai macam limbah buah yang tidak terpakai. Selain itu , limbah buah itu juga dicampur dengan air kelapa , batang pisang , air, molase dan serabut kelapa.
“Buah jeruk , batang pisang dicacah kecil agar cepat pembusukannya, sementara sarabut kelapa saya cari bagian dalamnya , kemudian semua bahan tersebut dimasukan kedalam tong dan ditutup rapat agar tidak ada udara yang masuk dan di taruh di tempat yang lembab,”jelasnya.
Rawitana menambahkan pupuk organik cair olahannya baru bisa digunakan setelah proses permentasi satu setengah bulan hingga tiga bulan .
Dimana saat dibuka sudah berbau wangi dan berwarn kuning keasaman .
“Kalau baru dibuat baunya kurang sedap, namun kalau sudah mencapai satu bulan baunya berubah menjadi agak wangi dan asam. Setelah bau itu tersembul baru bisa digunakan ,”kata Rawit.
Sementara disinggung penggunaanya, jelas pria yang dipanggil Rawit ini, untuk satu liter pupuk cair tersebut bisa dicampur dengan seratus liter air . Yang mana cara penggunaan, bisa disemprotkan langsung ke tanaman.
Selain itu, pupuk ini juga bisa dikocor ke batang tanaman.
“Kalau dengan cara dikocor penyerapannya lebih cepat. Awalnya untuk tanaman sayuran, namun sekarang kita manfaatka untuk memupuk porang,”imbuhnya.
Menurutnya semenjak mengunakan pupuk buatan sendiri, pertumbuhan tanaman sayur dan porangnya lebih cepat dan subur jika dibandingkan dengan pengunaan pupuk kimia .
“Sekarang saya sudah tidak menggunakan pupuk kimia lagi , karena ini kan sudah buat pupuk sendiri . selain tanaman lebih baik ini kan juga bagus untuk tanah,”pungkasnya. (dus,yan)