BANGLI – Setelah korban gempa di Desa Ban, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, Yayasan Sraddha Bhakti Stiti Dharma (SBSD) kembali melakukan aksi sosial berupa penyaluran bantuan, pada Sabtu (11/12/2021).
Kali ini, yang disasar adalah warga Desa Trunyan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, yang juga merupakan korban gempabumi berkekuatan 4,8 magnitudo pada 16 Oktober 2021 lalu.
Dalam pemberian bantuan tersebut, rombongan menuju Desa Trunyan dengan memanfaatkan perahu yang difasilitasi Dinas Perhubungan Kabupaten Bangli dan Toya Devasya. Setibanya di lokasi, rombongan diterima langsung Perbekel Desa Trunyan I Wayan Wijana.
Seperti disampaikan Ida Mpu Bhujangga Dharma Daksa Kusuma, dari Griya Agung Lingga Buana Desa Tohpati Klungkung selaku Pembina, Yayasan SBSD tidak ubahnya seperti jembatan penghubung. Bantuan diterima dari sejumlah donatur, untuk kemudian disalurkan kepada masyarakat korban gempabumi, baik yang ada di Karangasem, ataupun Bangli.
Dirinya menyadari, secara besaran, bantuan yang disalurkan itu tidaklah banyak. Namun demikian, tekad dan kesadaran yayasan serta para donatur dipastikan sangat tinggi untuk membantu meringankan beban para korban.
“Punia ini berasal dari saudara-saudara kita di Bali, bahkan ada pula yang kini sedang tinggal di luar Bali. Mereka memiliki hati yang sangat mulia untuk membantu. Inilah yang coba difasilitasi oleh yayasan, karena yayasan sangat menyadari bahwa itu juga merupakan bagian dari pengamalan ajaran agama yang tertulis di dalam sastra,” ucapnya dalam acara penyerahan bantuan yang turut dihadiri pula Ida Pandita Mpu Dwi Dhaksa Manik Kusuma dari Griya Agung Manik Kusuma, Asak.
Penyaluran bantuan tersebut, diakui sebagai sebuah aksi sosial perdana yang dilakukan Yayasan SBSD. Ke depan, hal serupa rencananya kembali dilaksanakan untuk membantu sesama yang menjadi korban erupsi Gunung Semeru.
“Jika ada semeton yang hendak turut berdonasi, tentu yayasan siap memfasilitasi,” sebutnya diamini I Nyoman Geria selaku pengurus yayasan yang ketika itu mewakili.
Hal senada disampaikan pula oleh Ketut Mardjana yang juga merupakan Pembina Yayasan SBSD. Kata dia, Yayasan SBSD notabene merupakan sebuah yayasan baru yang bahkan belum menginjak usia satu tahun. Namun dipastikannya, yayasan memiliki komitmen kuat untuk melaksanakan berbagai kegiatan yang bersifat sosial dan keagamaan.
“Walaupun ini kegiatan permulaan, kami pastikan ke depan akan terus melaksanakan kegiatan serupa. Semoga yayasan ini dapat terus berkembang, sehingga membawa manfaat bagi banyak orang, baik itu di bidang sosial ataupun tradisi keagamaan,” katanyanya dalam acara penyerahan bantuan yang diisi dengan persembahyangan pecaruan alit ngerastiti kerahayuan jagat, sekaligus penyerahan punia di Pura Pancering Jagat Trunyan.
Untuk diketahui, bantuan berupa uang tunai dan logistik itu, awalnya diserahkan kepada Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bangli I Ketut Gede Wiradana. Namun kemudian langsung diteruskan ke Pebekel Desa Trunyan, untuk disalurkan kepada masyarakat yang menjadi korban gempabumi.
Dalam sambutannya, Wiradana mengaku sangat berterimakasih atas bantuan yang selama ini diberikan oleh berbagai pihak. Termasuk di antaranya yang disalurkan oleh Yayasan SBSD.
Kata dia, gempabumi pada 16 Oktober lalu, merupakan peristiwa yang tidak terlupakan. Bukan hanya karena menimbulkan korban materiil, tetapi juga korban imateriil. Bahkan ada juga warga yang meninggal dunia.
Karena itulah dukungan dari berbagai pihak dirasa menjadi hal yang sangat dibutuhkan. Bahkan mulai minggu ini, pihaknya mengaku sedang melakukan pendataan terhadap rumah-rumah yang rusak untuk disampaikan ke Pemerintah Provinsi Bali dan Pusat. “Semoga 2022 nanti sudah dapat diklasifikasikan mana yang tergolong rusak berat dan mana yang tergolong rusak ringan,” pungkasnya.
Apresiasi serupa juga disampaikan oleh Perbekel Desa Trunyan I Wayan Wijana. Dia mengaku sangat berterimakasih atas bantuan yang diberikan, dan memastikan akan menyalurkan sebagaimana mestinya kepada masyarakat terdampak.
“Kami akui, setekah kejadian itu, kami masih merasakan trauma dan was-was. Namun kami terus berharap, agar itu tidak terulang dan kondisi segera pulih,” katanya. (adi,dha)