BANGLI – Sampai saat ini akses jalan darat menuju tiga desa yakni Desa Abang Batu Dinding, Desa Abang Songan dan Desa Terunyan belum normal. Karena masih kerap terjadi longsoran yang membahayakan warga.
Akibatnya petani pun kesulitan mengangkut hasil bumi, hingga terjadi penumpukan hasil panen bawang sebanyak 135 ton.
“Pasca gempa yang mengakibatkan akses jalan tertutup membuat petani di tiga desa tersebut kesulitan memasarkan hasil penen. Malahan belum lama ini sempat terjadi penumpukan hasil panen bawang,” ujar Kadis Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Kabupaten Bangli, I Wayan Sarma saat dikonfirmasi Senin (1/11/2021).
Kata dia, untuk kerusakan lahan pertanian akibat dampak longsoran, diakui memang ada, tapi tidak terlalu banyak sekitar 0,35 hektar. Sementara yang lebih banyak dikeluhkan petani pasca gempa itu adalah sulitnya memasarkan hasil penen.
Meski sekarang sebagian sudah bisa terjual setelah akses jalan dibuka. Walaupun untuk melintas masyarakat harus ekstra hati-hati dan waspada.
“Sisa penumpukan saat ini hanya sekitar 40 ton hingga 50 ton. Penumpukan hasil panen petani tersebut, merupakan hasil panen bulan September hingga Oktober. Jadi untuk mengangkut hasil panen sebenarnya bisa melalui danau, tapi biayanya tinggi,” bebernya.
Karena itu, kata Sarma, yang terpenting bagi masyarakat setempat adalah pembukaan akses jalan tersebut. Jadi kalau isolasi jalan itu sudah bisa dibuka, pemasaran hasil pertanian pastinya lancar. (dus,dha)