
MANGUPURA – Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) sudah final. Dan saat ini, sedang memasuki tahap uji petik. Demikian mengutip penyampaian Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) usai gelaran Dialog Menteri Sosial bersama Pilar-pilar Sosial di Pusat Pemerintahan (Puspem) Badung, Selasa (25/2) lalu.
“Sekarang kita sedang uji petik. Setelah itu akan kita bagikan kepada daerah untuk dipelajari lebih lanjut. Tentu data ini perlu dimutakhirkan terus, karena ada yang wafat, ada yang pindah tempat. Kalau datanya sama, nanti kita mengintervensinya lebih terarah,” ungkapnya dalam acara yang dihadiri pula oleh Wakil Bupati Badung, Bagus Alit Sucipta.
Gus Ipul mengaku gembira, karena angka penurunan kemiskinan di Bali pada umumnya, masih terbilang terjaga. Baik itu di tingkat provinsi maupun kabupaten. Namun demikian, sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto, penurunan ke depan diharapkan dapat lebih signifikan. “Kita percaya kalau kerja bersama itu lebih efektif dibandingkan kerja sendiri,” imbuhnya.
Adanya pemimpin daerah yang baru, menurut dia, merupakan sebuah momentum tepat untuk melakukan sinkronisasi. Pemutakhiran akan dilakukan di setiap 3 bulan, tidak seperti sebelumnya yang setahun sekali.
“Kita akan terus koordinasikan dengan bupati/walikota untuk memastikan bahwa data kita itu sesuai. Keluhan selama ini kan yang utama itu adalah tidak tepat sasaran. Dan itu memang benar adanya,” bebernya.
Mengentaskan masalah kemiskinan maupun kemiskinan ekstrem, kata dia, perlu kerja sama berbagai pihak. Termasuk lembaga-lembaga lain seperti perguruan tinggi dan forum CSR. Ketika sasarannya sama, maka langkah yang dilakukan diyakini akan jauh lebih efektif.
“Kita ingin mengatasi bersama-sama. Kita targetnya, miskin ekstrim dalam dua tahun ini maksimal, atau kalau bisa dalam tahun ini sudah 0 persen. Sementara tahun 2029, kemiskinan yang sekarang 8,57 persen ini bisa turun di bawah 5 persen,” sambungnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Bali, I Nyoman Giri Prasta memberikan apresiasi terhadap kegiatan dialog yang telah dilaksanakan. Menurut dia, sederhananya, kegiatan tersebut dilakukan untuk mengumpulkan pilar-pilar yang ada di Bali, agar kedepannya dapat bekerja dengan baik.
“Dalam tujuan mengumpulkan pilar ini, untuk mensinergikan data yang ada di masyarakat, baik itu banjar, desa, kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, sampai Pusat. Sehingga kedepan, data itu bisa satu. Atau yang kita kenal dengan Big Data atau Satu Data. Memang susah ketika bicara tentang data. Tapi lebih susah lagi ketika kita bicara tanpa data,” sebutnya sembari menegaskan bahwa sesungguhnya mengentaskan kemiskinan tidaklah susah jika memang ada komitmen dan gotong-royong. (adi,dha)