
DENPASAR – Pengprov FORKI Bali bakal menggeber Kejuaraan Propinsi (Kejurprov) 2025 pada 21 – 23 Februari 2025 di GOR Lila Bhuana Denpasar, dan akan melibatkan ribuan karateka dari berbagai daerah.
Kejurprov ini nantinya bermuara pada kompetisi yang lebih tinggi yakni SEAKF Championship 2025 di Brunei Darussalam April 2025 mendatang.
Pada agenda rutin yang sudah memasuki tahun ketiga ini telah terinci 29 kontingen yang sudah merampungkan berkas pendaftaran dan siap berlaga pada Kejurprov FORKI Bali 2025.
Diakui Ketua Umum Pengprov FORKI Bali, Armand Setiawan Wulianadi, Kejurprov kali ini tidak sebatas untuk persiapan karateka menuju Porprov Bali saja, melainkan juga untuk ajang memantau untuk perekrutan karateka berprestasi yang nanti diproyeksikan turun di Kejuaraan SEAKF Championship 2025 di Brunei Darussalam April 2025 mendatang.
“Berdasarkan rekam jejak atlet karate di Bali pada berbagai even, Pengprov FORKI Bali akan mengandalkan karateka unggulan seperti Cok Istri Agung Sanistyarani atau Coki, I Komang Astawa dan Ni Made Dwi Kartika Aprianti,” kata Armand di Denpasar, Kamis (13/2/2025).
Pria yang akrab dsiapa Armand Joger itu menambahkan, sebelum bisa menembus SEAKF Championship 2025 para karateka wajib meraih prestasi di Kejurnas PB FORKI di Riau, April 2025 mendatang.
Armand yang juga Manager Pelatnas Karate Indonesia untuk SEA Games 2025 itu menguraikan, dengan patokan target tinggi dirinya menginginkan karateka Bali tidak hanya sekedar jago kandang, melainkan semakin percaya diri tampil di berbagai even Internasional.
Karateka andalan Bali seperti Coki, Astawa dan Ade diharapkan dapat menggiring dan memotivasi junior-juniornya untuk menggapai prestasi yang lebih tinggi ke depannya.
“Tak hanya karateka andalan Bali yang harus memitivasi namun para karateka junior juga harus memiliki motivasi mengikuti jejak prestasi para karateka seniornya putra dan putri. Dengan demikian motivasi datangnya dari dua karateka beda level itu,” demikian Armand Joger dengan nada tegas. (ari/jon)