Pengecekan got terusan alur drainase warga Komplek Burung, Rabu (15/1/2025).
BADUNG – Desa Adat Tuban bersama warga terdampak banjir serta PUPR dan Perkim Badung melakukan penelusuran terhadap alur drainase Komplek Burung Tuban dan sekitarnya, Rabu (15/1/2025). Langkah tersebut dilakukan menindaklanjuti pertemuan sebelumnya dalam menyikapi persoalan banjir yang belum lama ini melanda permukiman warga sekitar Bandara I Gusti Ngurah Rai itu.
Penelusuran diawali dari titik muara sekitar Taman Bundaran Tugu I Gusti Ngurah Rai. Setelah itu, rombongan bergerak menuju area permukiman warga melalui Jalan Elang.
Jalan Elang sendiri merupakan salah satu akses terdampak banjir belum lama ini. Ketika itu, air justru keluar dari drainase Jalan Airport Ngurah Rai menuju got warga. Menariknya lagi, pada got tersebut tampak berdiri sebuah tiang listrik yang menghambat jalannya air.
Dari Jalan Elang, penelusuran berlanjut ke Jalan Karang Tenget. Pada sebagian akses permukiman itu, sudah tersedia alur air hujan yang bermuara di Jalan Kediri.
Belum berhenti sampai di sana, rombongan kemudian bergerak menuju ke Jalan Gelatik dan sekitarnya. Area inilah yang selama ini alur pembuangannya diteruskan oleh got pada Area Parkir Khusus Kendaraan Operasional Angkasa Pura menuju ke drainase Jalan Airport Ngurah Rai.
Pengecekan pun berlanjut ke area parkir bersangkutan dengan didampingi pihak dari Angkasa Pura. Di lokasi, tampak pihak Angkasa Pura telah melakukan pemindahan barang-barang yang sebelumnya berada di atas got. Selain itu, meski belum tuntas, upaya penggelontoran terlihat sudah mulai dilakukan.
Namun cek kali cek, alur got tersebut ternyata ‘bermasalah’. Air tidak secara lancar teralirkan ke drainase Jalan Airport Ngurah Rai akibat lubang penghubung yang sangat kecil. “Bagaimana mau lancar, penghubungnya hanya pipa dua dim,” celoteh salah seorang warga Jalan Gelatik yang juga merupakan korban banjir.
Ditemui seusai penelusuran alur, Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPR Badung, I Gusti Ngurah Made Suardika, tidak memungkiri bahwa langkah tersebut merupakan tindak lanjut terhadap pertemuan sebelumnya. Tujuannya tiada lain, adalah untuk mengetahui secara langsung kondisi di lapangan. Selain itu juga sekaligus menginvestarisir persoalan, kaitan dengan ‘siapa yang melakukan apa’ nantinya.
“Saat pengecekan tadi, ada sejumlah hal yang kami temukan. Seperti ada yang tidak memiliki saluran drainase, ada yang permukaannya lebih rendah, dan lain sebagainya. Nah, untuk persoalan di permukiman warga ini akan ditindaklanjuti oleh Perkim melalui survei yang lebih detail,” ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Suardika juga mengapresiasi respon pihak Angkasa Pura yang telah secara sigap melakukan normalisasi gotnya. Namun demikian, ada satu hal yang katanya masih menjadi sorotan warga, yakni berupa kecilnya sambungan saluran antara got dengan drainase Jalan Airport Ngurah Rai.
“Jadi melalui langkah ini, mengenai apa permasalahannya dan siapa yang mempunyai kewenangan, itu sudah jelas,” imbuhnya.
Terpisah, mewakili Bendesa Adat Tuban, Penyarikan Desa Adat Tuban I Gede Agus Suyasa mengungkapkan, berdasarkan koordinasi dengan pihak Angkasa Pura yang hadir di lokasi, maka pengecekan tersebut akan ditindaklanjuti pelayangan surat dari desa adat kepada Angkasa Pura.
Isinya, yakni berkenaan dengan penggunaan fasilitas drainase dalam wilayah Angkasa Pura sebagai terusan pembuangan air hujan warga di Jalan Gelatik dan sekitarnya. Di dalamnya, juga termasuk perbesaran sambungan pertemuan antara got dengan drainase Jalan Airport Ngurah Rai.
“Kami juga mohon kepada Angkasa Pura untuk membuat MoU dengan kami di desa adat untuk pemanfaatan got dan drainase itu. Surat akan segera kami layangkan,” akunya.
Sayangnya, hasil pengecekan tersebut belum bisa dikonfirmasi dengan pihak Angkasa Pura. Dihubungi via pesan WhasApp, Communication and Legal Division Head Bandara I Gusti Ngurah Rai, Gede Eka Sandi Asmadi belum memberikan jawaban. (adi)