
BADUNG – Di wilayah Kecamatan Kuta, ada dua desa adat yang akan melaksanakan lomba ogoh-ogoh saat Pengerupukan nanti. Berkenaan hal tersebut, dua desa adat tersebut telah melakukan koordinasi memohon dispensasi waktu.
Ditemui seusai rapat koordinasi Nyepi dan Idul Fitri, Selasa (18/3), Sekretaris Camat Kuta, Made Agus Suantara mengungkapkan, berdasarkan Pedoman Pelaksanaan Rangkaian Hari Suci Nyepi Tahun Saka 1947 dari Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Badung, arak-arakan ogoh-ogoh dibatasi hingga pukul 22.00 wita.
Namun, lantaran pelaksanaan lomba ogoh-ogoh, maka dua desa adat (Desa Adat Kuta dan Desa Adat Kedonganan) melakukan koordinasi dengan Disbud Badung. Untuk kemudian bisa diberikan dispensasi waktu pelaksanaan melibihi pukul 22.00 wita. “Oleh diadakannya lomba ogoh-ogoh, tentu akan menyita waktu. Apalagi di dalamnya juga ada fragmen tari,” ungkapnya.
Oleh dispensasi yang diberikan, pelaksanaan arak-arakan ogoh-ogoh diharapkan sudah selesai pada pukul 24.00 wita. Untuk Desa Adat Kuta, atraksi dilaksanakan di depan Pura Desa. Sementara untuk Desa Adat Kedonganan, atraksi dilakukan di Area Parkir Bus Pura Segara Desa Adat Kedonganan.
“Untuk pelaksanaan lomba ogoh-ogoh di Desa Adat Kuta, dilaksanakan penutupan terhadap arus lalu lintas di Jalan Legian. Karena sebelum atraksi di depan Pura Desa, ogoh-ogoh masing-masing banjar ditempatkan terlebih dahulu di Jalan Legian sekitar pukul 10.00 wita,” bebernya. Dari Jalan Legian, ogoh-ogoh secara bergiliran akan diatraksikan di depan Pura Desa. Dan selanjutnya, diarak menuju timur dan berbelok ke Jalan Blambangan untuk kemudian menuju Pasar Seni.
Sementara untuk lomba di Desa Adat Kedonganan, ogoh-ogoh karya sekaa teruna, akan bergerak dari masing-masing banjar langsung menuju lokasi atraksi. Sedangkan ogoh-ogoh penggembira, berkumpul terlebih dahulu di Catus Pata, untuk kemudian menuju titik atraksi.
“Ogoh-ogoh penggembira, dari titik kumpul akan bergerak menuju timur ke By Pass I Gusti Ngurah Rai, kemudian ke utara hingga Simpang Benoa Square, ke barat melalui Jalan Toya Ning, berbelok ke selatan di Simpang Watermark, dan ke barat di persimpangan Trolley mini market untuk menuju tempat atraksi,” bebernya.
Di samping berkenaan dengan lomba dan arak-arakan ogoh-ogoh, kata Agus, dalam rakor tersebut juga dibahas berbagai hal mengenai kesiapan menyambut Nyepi dan Idul Fitri. Termasuk berkenaan dengan kebersihan dan pemadaman lampu penerangan pasca arak-arakan ogoh-ogoh. Hal itu dilakukan atas koordinasi dengan berbagai pihak terkait. Termasuk dengan DLHK, Dinas Perhubungan, Forkopimcam, FKUB, dan Puskesmas.
“Mari kita bersama-sama menjaga lancarnya pelaksanaan Nyepi dan Idul Fitri ini dengan saling menghargai dan menghormati satu sama lain,” harapnya. (adi,dha)