
BADUNG – Sejumlah alat musik tradisional ‘gamelan’ di Pura Kulat, Banjar Dinas Suluban, Desa Pecatu ditemukan dalam kondisi sudah dipreteli. Nyaris semua daunnya (bagian gamelan yang dipukul untuk menghasilkan bunyi), raib digondol maling.
Hilangnya daun gamelan itu, baru diketahui pada Jumat (14/3/2025) malam oleh pemangku Pura bersangkutan. Kini peristiwa dengan perkiraan kerugian hingga puluhan juta rupiah itu masih dalam proses penanganan Polsek Kuta Selatan.
Bendesa Adat Pecatu, Made Sumerta yang kemudian dikonfirmasi pada Minggu (16/3/2025), membenarkan adanya kejadian tersebut. Selain daun gamelan yang hilang, pintu tempat penyimpanan gamelan juga ditemukan dalan kondisi rusak.
“Kejadiannya saya tidak tahu pasti kapan, tetapi baru diketahui pada Jumat (14/3/2025), saat Purnama. Itu pemangku yang lagi sembahyang yang melihat pintu rusak dan daun gamelannya hilang. Semua gamelan diletakkan di ruangan yang pintunya dirusak,” sebutnya.
Pura Kulat, diakui dia, memang merupakan tempat suci dengan kawasan yang terbilang sepi. Jarak antara lokasi Pura dengan pemukiman warga, adalah sekitar 1 km. Ironisnya lagi, ada banyak lampu penerangan jalan umum di sekitar Pura yang padam. “Sudah berkali-kali saya menyampaikan bahwa kondisi LPJ di Pecatu banyak yang padam. Entah kejadiannya kapan, tetapi di lokasi itu jalurnya memang gelap, lampu penerangan jalan tidak pernah hidup,” tambahnya.
Ditanya soal pengawasan keamanan wilayah, Sumerta menyebut bahwa selama ini petugas sesungguhnya telah rutin melakukan patroli. Namun berkaca dari kejadian tersebut, Sumerta memastikan akan dilakukan peningkatan. Termasuk di antaranya melalui pemasangan kamera pengawas pada titik-titik diperlukan. (adi,dha)