
GIANYAR – Meskipun telah dilakukan berbagai upaya, tantangan penanganan stunting di Kabupaten Gianyar masih terus berlanjut.
Data terbaru, prevalensi balita stunting di Gianyar masih 6,3 persen. Angka ini menunjukkan masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah stunting di daerah ini.
Kepala Dinas Kesehatan Gianyar, Ni Nyoman Ariyuni menjelaskan, penanganan stunting dilakukan dalam bentuk intervensi spesifik dan sensitif.
“Kami telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi stunting, termasuk intervensi spesifik dan sensitif. Namun, masih banyak tantangan yang harus dihadapi,” ujarnya, Senin (10/3/2025).
Salah satu tantangan yang dihadapi adalah fluktuasi angka stunting di Gianyar.
Tahun 2018, angka stunting di Gianyar sebesar 44,99 persen. Pada tahun 2021, angka tersebut turun menjadi 5,1 persen. Namun, pada tahun 2022 dan 2023, angka stunting kembali naik menjadi 6,3 persen.
Untuk meningkatkan upaya penanganan stunting, Pemerintah Kabupaten Gianyar telah melibatkan peran desa. Di tahun 2024, desa-desa di Gianyar mengalokasikan dana desa sebesar 20 persen untuk penanganan stunting, yang mencapai total Rp 17,3 miliar.
Ariyuni berharap agar masyarakat, terutama orang tua yang mempunyai balita, secara rutin datang ke posyandu setiap bulannya untuk pemantauan pertumbuhan balita.
“Dengan demikian, upaya pencegahan dan penurunan stunting dapat dilakukan secara efektif,” ujarnya. (jay)