
BULELENG – Mewakili Pj. Bupati Buleleng, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (BKBP) Kabupaten Buleleng Komang Kappa Tri Aryandono membuka rapat kordinasi (rakor) Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Buleleng.
Selain menekankan pentingnya toleransi dalam menjaga kerukunan antar umat beragama, pada rakor pelaksanaan peringatan Hari Suci Nyepi Tahun Caka 1947 dan Bulan Suci Ramadhan 1447 Hijriah juga ditegaskan seruan bersama pemerintah daerah kepada semua pihak untuk menjaga kondusifitas serta kenyamanan beribadah.
“Tahun ini, hari suci dua agama, waktu pelaksanaan catur brata Hari Suci Nyepi umat Hindu dan Bulan Suci Ramadhan masih bersamaan, sehingga perlu dilakukan pengaturan,” tandas Kappa Tri Aryandono saat membuka di Aula Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Buleleng, Rabu (19/2/2025).
Pada rakor yang dihadiri Kepala Kantor Kemenag Buleleng, Kabagops Polres Buleleng, Kasdim 1609/Buleleng, Kabid Pengembangan Nilai Kebangsaan BKBP Buleleng, Ketua MUI, perwakilan MDA Buleleng, Ketua Pasikian Pecalang serta Ketua dan pengurus FKUB Buleleng juga ditegaskan keistimewaan hari suci yang jatuh pada waktu yang sama sebagai wahana untuk menunjukan indahnya toleransi beragama.
“Kita berharap perayaan hari suci pada waktu bersamaan ini mendapat perhatian dan menjadi spirit menjaga toleransi sebagai wujud kerukunan beragama,” tandas Kappa Aryandono dibenarkan I Gede Made Metra.
Selaku Ketua FKUB Kabupaten Buleleng, Made Metera mengapresiasi saran masukan Kepala BKBP Buleleng sebagai dukungan pemerintah kepada FKUB Buleleng dalam menyusun seruan bersama serangkaian peringatan hari suci yang istimewa,Nyepi-Ramadhan tahun 2025.
Ia menegaskan, berdasarkan Seruan Bersama FKUB Provinsi Bali tentang Pelaksanaan Rangkaian Hari Suci Nyepi Tahun Caka 1947 dan saran serta masukan dari berbagai pihak, rapat memutuskan seruan bersama dengan 10 poin penting sebagai pedoman dalam pelaksanaan ibadah, Hari Suci Nyepi maupun Bulan Suci Ramadhan.
“Seruan yang antara lain tentang pelaksanaan kegiatan Melis, Pengerupukan, Sipeng atau Catur Brata Penyepian dan Ngembak Geni dilakukan dengan semangat toleransi, penyedia jasa transportasi (darat, laut, udara) di Kabupaten Buleleng tidak diperkenankan beroperasi selama pelaksanaan rangkaian upacara Hari Suci Nyepi, demikian juga dengan lembaga penyiaran radio dan televisi serta provider jasa seluler dan IPTV,” ungkapnya.
Melalui seruan bersama yang dibuat dan disosialisasikan lebih awal ini, Metera berharap semua pihak berkomitmen menjaga kondusifitas dan toleransi, sehingga tidak ada lagi insiden sebagaimana terjadi tahun 2023 di Desa Sumberklampok. (kar/jon)