![](https://i0.wp.com/wartabalionline.com/wp-content/uploads/2025/02/Resize_20250212_195508_8413.jpg?fit=768%2C597&ssl=1)
Jumlah kunjungan wisatawan ke Nusa Penida dalam sebukan belakangan menurun akibat dampak cuaca ekstrim
KLUNGKUNG – Cuaca ekstrim ditandai hujan lebat serta angin kencang dalam sebulan terakhir mempengaruhi minat wisatawan berkunjung ke Nusa Penida. Ketua PHRI Kabupaten Klungkung Putu Darmaya menyebut kunjungan wisatawan menurun hingga 30 persen.
Darmaya dikonfirmasi,Rabu (12/2/2025) menyampaikan, cuaca ekstrem menjadi faktor yang membuat wisatawan ragu melakukan perjalanan wisata. Menurut dia, banyak wisatawan takut dan trauma dengan isu cuaca ekstrim.
Lebih-lebih destinasi wisata di Nusa Penida kebanyakan wisata laut, dimana cuaca sangat menentukan aktivitas wisatawan baik aktivitas snorkeling maupun diving. Angin kencang berpotensi terjadi gelombang pasang yang menyebabkan penyebrangan menggunakan transportasi laut menjadi terganggu.
Selain itu, Darmaya melihat potensi bahaya sangat rawan terjadi di tengah terjadinya gelombang pasang. Gelombang pasang juga menyebabkan destinasi terutama dekat dengan pantai menjadi kotor karena sampah kiriman.
“Ada angin kencang tamu takut berkunjung.Kalau hujan tamu tidak bisa ke objek karena objek kotor. Jadi mereka tidak tertarik (berkunjung),” tandas Putu Darmaya, Rabu (12/2/2025).
Ia mengatakan, setiap musim hujan pasti terjadi penurunan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Nusa Penida. Pada periode yang sama tahun lalu,ia menyebut juga terjadi penurunan jumlah kunjungan.
“Hujan-hujan (wisatawan) tidak tertarik biasanya tidak mau berkunjung ke destinasi.Penurunan (akibat cuaca ekstrem) lumayan sampai 30 persen. Tahun lalu juga sama kondisinya . Kalau hujan pasti sepi, banyak cancel juga,” ujarnya.
Ia menyebut, Rabu (12/2/2015) pagi misalnya, ia sedianya menerima kunjungan wisatawan sebanyak 700 orang. Tapi yang melanjutkan penyeberangan ke Nusa Penida melalui Pelabuhan Serangan, Denpasar hanya 400 orang.
Darmaya, pengusaha asal Nusa Penida ini menambahkan penyeberangan Padangbai,Karangasem-Gili Lombok tadi pagi (kemarin) juga ditutup. Sebaliknya penyeberangan dari Gili –Padangbai dipaksakan jalan lantaran banyak wisatawan harus check out.
“Di Gili banyak tamu yang check out, mereka harus pulang ke negaranya, jadinya penyeberangan Gili-Padangbai dipaksakan jalan. Ombaknya gede (pasang) banyak wisatawan mengalami pusing-pusing,trauma karena ombaknya pasang,” imbuhnya.
Pun penyeberangan ke Nusa Penida sedikit terganggu dengan kondisi cuaca ekstrem.
Darmaya melihat jika cuaca ekstrem berlangsung lama, maka menurunnya jumlah kunjungan wisatawan dapat berdampak pada pendapatan ekonomi lokal yang bergantung pada sektor pariwisata.
Darmaya melihat penting bagi pemerintah dan pelaku pariwisata melakukan upaya mitigasi seperti meningkatkan infrastruktur,memberikan informasi cuaca dan membangun sistem perlindungan bagi wisatawan. (yan)