![](https://i0.wp.com/wartabalionline.com/wp-content/uploads/2025/02/5687-adi-Suasana-Cap-Go-Meh-di-Vihara-Dharmayana-Kuta.jpg?fit=1600%2C902&ssl=1)
Penanggung jawab Pengurus Vihara Dharmayana Kuta, Adi Dharmaja menuturkan, Ciswak merupakan sebuah ritual khusus bagi umat yang memiliki shio zonk atau shio yang bertentangan dengan Shio Ular Kayu. Di antaranya seperti Shio Macan, Ular, Babi, dan Kera. Ritual tolak bala ini diyakini dapat membawa energi positif serta perlindungan dari segala bentuk bencana.
“Persembahyangan Ciswak bertujuan untuk menolak bencana dan memohon perlindungan agar terhindar dari mara bahaya. Oleh karena itu, umat yang memiliki shio yang kurang selaras dengan tahun ini, datang berbondong-bondong untuk melaksanakan ritual ini,” ungkapnya.
Namun demikian, banyak juga umat yang datang untuk melakukan persembahyangan perayaan Cap Go Meh. Seperti diketahui, Cap Go Meh merupakan rangkaian terakhir dari perayaan Tahun Baru Imlek.
Adi Dharmaja menyebut, antusiasme umat untuk datang melakukan persembahyangan Cap Go Meh di Vihara Dharmayana Kuta sangatlah tinggi. Menurut pengamatannya, meskipun dalam kondisi hujan, umat sudah mulai berdatangan sejak pukul 07.00 Wita. Selain umat dari kabupaten/kota di Bali, ada pula wisatawan yang kebetulan sedang berlibur di Bali.
Selain persembahyangan, Cap Go Meh di Vihara Dharmayana Kuta juga dihiasi dengan berbagai pertunjukan seni budaya. Termasuk di antaranya wushu dan barongsai oleh anak-anak Pusaka Tantra Vihara Dharmayana Kuta. “Persembahyangan malam tetap berlangsung, namun diiringi dengan hiburan di gedung serbaguna. Ini menjadi momen sukacita bagi umat yang hadir,” ungkapnya.
Sebagai bagian dari tradisi, Vihara Dharmayana Kuta juga menyajikan hidangan khas berupa lontong Cap Go Meh. Dengan jumlah mencapai 2500 porsi, diharapkan dapat dinikmati oleh seluruh umat yang hadir. “Kami berharap di tahun ini semua umat diberkahi kesehatan, panjang umur, keamanan, rezeki yang berlimpah, dan kemakmuran,” pungkasnya. (adi)